Selamat Datang di Website blogger Jhon Demos Silalahi

18 Des 2012

'Kado Akhir Tahun' dari FIFA untuk Sepakbola Indonesia


Tokyo - Presiden FIFA Sepp Blatter menjelaskan bahwa sanksi benar-benar sudah membayangi sepakbola Indonesia. Maka kalau kini Indonesia masih diberi waktu, hal itu ia sebut layaknya seperti sebuah, "hadiah Natal atau kado akhir tahun".

Indonesia untuk sementara terhindar dari sanksi dari FIFA, setelah diberikan tambahan waktu untuk menuntakan kekisruhan berkepanjangan di dalam sepakbola.

"Saya pikir ini seperti sebuah hadiah Natal atau kado akhir tahun untuk Indonesia, bahwa mereka belum terkena sanksi," kata Blatter seperti dikutip Reuters.

"Tapi kini mereka harus bekerja karena sesuatu jelas-jelas keliru," tegasnya.

Pada awalnya FIFA memberi tenggat waktu sampai dengan 10 Desember buat PSSI untuk mencari solusi sehubungan adanya dualisme sepakbola Indonesia. Namun, sampai dengan tenggat itu berakhir, masalah belum juga tuntas.

Pada Rapat Komite Eksekutif FIFA di Jepang, Jumat (14/12/2012) kemarin, PSSI masih diberi waktu tambahan sebanyak tiga bulan ke depan untuk segera bisa menuntaskan polemik yang ada.

Blatter sendiri mengakui sebenarnya ia cenderung memilih untuk menjatuhkan sanksi saja kepada sepakbola Indonesia. Tetapi Komite Eksekutif akhirnya membuat keputusan akhir jadi berbeda.

"Menurut saya, sudah waktunya untuk bilang 'hentikan saat ini juga' tapi komite eksekutif berpendapat untuk memberikan waktu tiga bulan lagi."

"Bisa Anda bayangkan bahwa di Indonesia mereka punya dua kelompok yang mengurusi sepakbola (PSSI dan KPSI), mereka punya liga yang bagus tapi para pemain dari liga itu tak boleh main di timnas?".

"Mereka telah menyerahkan sebuah road map dan mereka sudah diberikan waktu sampai dengan rapat komite eksekutif FIFA pada 20-21 Maret tahun depan untuk bisa membuat semuanya kembali teratur," seru Blatter memaparkan.

PSSI Segera Siapkan Timnas untuk Pra Piala Asia


Jakarta - PSSI akan segera mempersiapkan timnas untuk menghadapi kualifikasi Piala Asia 2015. Rencananya mereka akan memanggil para pemain minggu depan.

"Tadi malam saya sudah bicara dengan pengurus PSSI mengenai timnas. Kami harus segera mempersiapkan timnas. Minggu depan pemain sudah harus dipanggil," ujar Koordinator Timnas Bob Hippy di Jakarta, Selasa (18/12/2012).

"Tapi saya masih akan menunggu laporan dari manajer, pelatih, bagaimana persiapan tim kemarin saat Piala AFF kemarin. Kami harus tahu kekurangan dan kesulitannya, sehingga dapat memperbaikinya," sambungnya.

Indonesia berada di Grup C di babak kualifikasi Piala Asia 2015 bersama Irak, China, dan Arab Saudi. Laga awal pasukan "Garuda" adalah bertandang ke Irak pada 6 Februari 2013, lalu bermain kandang melawan Arab pada 22 Maret.

Dengan waktu persiapan yang sedikit, Bob mengindikasikan timnas akan mempertahankan komposisi yang terakhir. Namun, akan ada pula penambahan sejumlah pemain termasuk dari ISL.

"Pemain dan pelatih tetap yang kemarin, karena waktu persiapan tidak banyak. Tidak mungkin untuk merombak ulang. Yang kemarin 'kan 23 pemain, ya itu semua kami panggil. Tapi kami sebenarnya masih butuh 5 sampai 6 pemain belakang. Saya akan berusaha mencari pemain muda lagi," tukas Bob.

"Pemain ISL pasti kami panggil. Semoga kali ini mereka mau datang. Siapa-siapa saja masih akan dibicarakan. Pelatih yang menentukan," imbuhnya.

Januari, AFC Turun Tangan

 Rita Subowo (Ketua KOI)

JAKARTA, KOMPAS.com – Asosiasi Sepak Bola Asia (AFC) berencana untuk mengunjungi Indonesia pada Januari 2013. Hal itu disampaikan ketua tim task force, Rita Subowo menanggapi keputusan FIFA yang tidak jadi menjatuhkan sanksi terhadap Indonesia.

Dalam rapat Komite Eksekutif (Exco)  FIFA di Tokyo, Jepang, Jumat (14/12/2012), FIFA tak menjatuhkan sanksi kepada PSSI. Mereka akan menyerahkan kembali penyelesaian masalah dualisme sepak bola Indonesia kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

“Tadi, Presiden AFC (Zhang Jilong) mengatakan kepada saya kalau akan datang awal Januari. Saya sudah memberitahukan jadwal dan apa yang harus dipersiapkan,” ujar Rita saat ditemui wartawan di Jakarta, Jumat petang.
Rita mengatakan, kedatangan AFC tersebut diharapkan bisa menyelesaikan sejumlah masalah sepak bola tanah air. Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu berharap, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) bisa segera mencari jalan bersama-sama untuk menyelaraskan perbedaan.

“Saya meminta dalam waktu dekat ini, mereka dapat memberi masukan yang jelas apa yang tidak sesuai untuk persatuan dan kesatuan ini. Mana yang masih bisa dinegosiasikan, sehingga perbedaan itu bisa disatukan,” kata Rita.

FIFA memberi tenggat waktu kepada Indonesia hingga 10 September lalu untuk menyelesaikan berbagai masalah tersebut. Jika dinilai gagal, FIFA akan menjatuhkan sanksi seusai menggelar pertemuan di Tokyo, Jumat ini.

Namun, dalam keputusannya hari ini, FIFA akan memperpanjang deadline untuk menyelesaikan sepak bola Indonesia. FIFA dikabarkan akan kembali menggelar rapat Exco pada 13 Februari 2013, sementara PSSI diberi tenggat waktu hingga rapat Exco berikutnya pada 30 Maret 2013.

Tunggu Sikap FIFA, PSSI Harap-harap Cemas





 Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin (mengangkat tangan) mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada para peserta kongres yang telah bersedia bersabar dan menjalankan Kongres Luar Biasa PSSI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah dengan tertib meskipun harus berdiri di lobi hotel, Senin (10/12/2012). Kepolisian melarang peserta masuk ruangan kongres karena tidak mendapat rekomendasi dari Kemenpora.

JAKARTA, KOMPAS.com - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) harap-harap cemas menunggu sikap FIFA terkait ancaman sanksi untuk persepakbolaan Indonesia. Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin mengatakan terus berupaya keras agar federasi sepak bola dunia itu tidak menjatuhkan
hukuman terhadap Indonesia.

Pihak PSSI saat ini tengah berada di Jepang untuk melobi petinggi FIFA agar tidak menjatuhkan sanksi kepada Indonesia. FIFA memberikan tenggat waktu kepada Indonesia hingga 10 Desember lalu untuk menyelesaikan konflik sepak bola internalnya. Jika dinilai gagal, mereka akan memberikan sanksi yang akan dirinci dalam pertemuan Komite Eksekutif FIFA di Tokyo, Jumat (14/12/2012) besok.

Djohar mengaku telah bertemu dengan sejumlah petinggi FIFA untuk menceritakan kondisi sepak bola Indonesia. Ia mengklaim, sejumlah pejabat FIFA merespons sangat baik terkait laporan PSSI mengenai hasil kongres dan sejumlah masalah yang terjadi di Indonesia.

"Tadi pagi saya dipanggil President FIFA (Sepp Blatter). Didampingi Sekjen FIFA Jerome Valcke dan Direktur Organisasi Theire Regenas, saya menemui beliau dan menceritakan kondisi yang sesungguhnya terjadi," tegas Djohar dalam pesan singkat yang diterima wartawan di Jakarta, Kamis (13/12/2012).

"Insya Allah, PSSI tidak akan dikenai sanksi oleh FIFA. Kita berdoa semoga respons Eksekutif Komite (Exco) tidak berubah dan Indonesia bebas dari sanksi," tegasnya kemudian.

Saran FIFA untuk Sepak Bola Indonesia


Wakil Presiden FIFA, Pangeran Ali bin al-Hussein.

ZURICH, KOMPAS.com — Wakil Presiden FIFA, Pangeran Ali bin al-Hussein, berharap agar PSSI bisa segera menyelesaikan berbagai konflik sepak bola Indonesia. Menurut pria asal Jordania itu, sepak bola seharusnya dijauhkan dari politik agar proses keberlangsungan olahraga tersebut bisa berjalan dengan baik.

Hal itu diungkapkan Pangeran Ali menanggapi keputusan FIFA yang memperpanjang deadline kepada PSSI untuk menyelesaikan sejumlah masalah sepak bola Indonesia hingga 30 Maret 2013. Kini, penyelesaian konflik itu telah dilimpahkan kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

"FIFA memutuskan untuk memberikan PSSI perpanjangan (deadline) dan kami harap ada hasil terbaik demi kepentingan sepak bola Indonesia," tulis Pangeran Ali dalam akun Twitter-nya.

"Sangat penting bagi kita untuk menyingkirkan politik dari permainan (sepak bola)," ujarnya kemudian.

PSSI dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) hingga saat ini masih terus bersiteru sehingga sepak bola Indonesia semakin tidak jelas arahnya. Sejumlah pihak menilai, perseteruan itu bukan murni karena urusan sepak bola, melainkan karena ada unsur permainan politik dari beberapa pengusaha besar Indonesia.

Pemerintah pun telah membentuk tim task force untuk membantu menyelesaikan persoalan tersebut. Namun, kehadiran tim yang diketuai Rita Subowo yang beranggotakan Agum Gumelar, Tono Suratman, Djoko Pekik, dan Yuli Mumpuni itu pun kerap mendapat kritik karena dinilai kurang tegas.

Pemerintah dinilai bisa menggunakan wewenangnya yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional No 3 Tahun 2005 untuk menyelesaikan dualisme kompetisi maupun organisasi sepak bola Indonesia. Salah satu caranya adalah membubarkan salah satu organisasi dan kemudian menyatukan klub-klub dalam satu wadah yang diakui FIFA.
Namun, salah satu anggota task force, Djoko Pekik, menyatakan, pemerintah tidak bisa begitu saja membubarkan KPSI, yang selama ini dianggap sebagai organisasi tidak resmi. Pasalnya, pemerintah, kata dia, menilai organisasi pimpinan La Nyalla Mattalitti tersebut mendapat dukungan dari sebagian besar pemilik suara (voters) yang sah di Kongres Solo.

Dihina eks Menteri Malaysia, Habibie Makin Akrab dengan Anwar Ibrahim

Jakarta - Tulisan mantan menteri penerangan Malaysia Zainudin Maidin yang menghina mantan presiden BJ Habibie juga ditujukan pada tokoh oposisi Malaysia Anwar Ibrahim. Namun tulisan itu rupanya tak mempengaruhi hubungan Habibie dan Anwar, keduanya bahkan semakin akrab.

Hal itu terlihat saat Anwar datang ke Jakarta hari ini bersama anak dan istrinya, Nurul Izzah dan Wan Azizah. Mereka sengaja terbang untuk menonton pemutaran perdana film 'Habibie & Ainun' sore ini di Epicentrum, Kuningan, Jaksel, Senin (17/12/2012).

Sebelum menonton, keduanya sempat makan siang bersama di kediaman Habibie. Anwar menceritakan kebersamaannya dengan Habibie di akun twitternya @anwaribrahim.

"Jakarta: bersama Azizah @n_izzah dan RAShahrir kerumah exPres Habibie. 3ptg:nonton "Habibie-Ainun" tulis Anwar.

Anwar juga sempat mendiskusikan soal artikel Maidin di harian Utusan Malaysia yang sempat membuat heboh itu. Keduanya mengaku hanya tertawa saja melihat cara Maidin menggambarkan sosok Habibie dan dirinya.

"Sy makan dirumah Habibie-kami ketawa je"

Tak hanya itu, foto-foto keakraban keduanya juga terlihat di akun @habibiecenter dan staf Anwar. Mereka saling berangkulan sambil tersenyum lepas.

Sore ini, baik Anwar maupun keluarganya juga sudah hadir di lokasi pemutaran film. Presiden SBY beserta jajarannya juga hadir dalam acara.

Sebelumnya, di rubrik Tajuk Rencana (editorial) koran Utusan Malaysia edisi Senin, 10 Desember 2012, mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin menulis dengan judul "Persamaan BJ Habibie dengan Anwar Ibrahim". Di media yang dikontrol langsung pemerintah itu, Zainuddin menggambarkan Habibie sebagai sosok egois, memualkan, serta pengkhianat bangsa.

Zainudin mengawali tulisannya dengan mengatakan 'Presiden Indonesia ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie yang mencatatkan sejarah sebagai Presiden Indonesia paling tersingkat, tersingkir kerana mengkhianati negaranya, telah menjadi tetamu kehormat kepada Ketua Umum Parti Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim baru-baru ini. Beliau diberikan penghormatan untuk memberi ceramah di Universiti Selangor (Unisel).' Zainudin juga menyebut keduanya sebagai anjing imperialisme.

Hubungan Habibie dan Anwar memang cukup akrab. Anwar -- yang hendak mengikuti Pemilu Malaysia 2013 -- mengundang Habibie berbicara ke Universitas Selangor pada Kamis 6 Desember 2012 lalu. Kunjungan itu sebagai balasan atas kedatangan Anwar Ibrahim di Jakarta pada 28 November 2012 untuk menghadiri 'Celebrating The Habibie Center's 13th Anniversary and Democracy Take-Off? The BJ Habibie Period. Anwar Ibrahim, mantan Wakil PM Malaysia, memuji Habibie dengan menyebut era Habibie yang singkat membawa perubahan besar di Indonesia.