Selamat Datang di Website blogger Jhon Demos Silalahi

PSSI

FIFPro kepada Indonesia: Jangan Lagi Pemain Jadi Korban

 

Jakarta - Kasus menunggaknya gaji pemain sepakbola di Indonesia mengundang keprihatinan dari Federasi Internasional Pesepakbola Profesional (FIFPro). Mereka meminta pihak berwenang segera bertindak.

Sebelumnya, FIFPro sempat marah besar mendengar kabar kematian Diego Mendieta, bulan lalu. Mereka bahkan berencana melaporkan masalah itu ke FIFA.

Seperti diketahui, Mendieta meninggal akibat infeksi virus dan tekanan psikis. Yang makin menyedihkan, pemain Paraguay yang terakhir membela Persis Solo versi PT. Liga Indonesia itu meninggal saat menanti tunggakan gajinya selama berbulan-bulan dibayar klubnya.

Tak lama setelah kasus Mendieta, muncul kasus serupa. Striker berkebangsaan Prancis, Moukwelle Ebanga Sylvain, terlunta-lunta karena gajinya selama sembilan bulan tak dibayar oleh Persewangi Banyuwangi, klub yang berkompetisi di Divisi Utama Indonesian Primer League (IPL).

Di tengah kesulitan keuangan yang dialaminya, Moukwelle sempat sakit tifus. Dia cuma bisa berobat ke puskesmas karena tak mampu membayar biaya rumah sakit.

Namun, Moukwelle masih lebih beruntung dibandingkan Mendieta. Dia akhirnya sembuh meski masalah gajinya tetap belum tuntas.

Persewangi sebenarnya punya utang sebesar Rp 217 juta kepada Moukwelle. Namun, setelah melalui proses negosiasi, Moukwelle setuju hanya akan menerima Rp 170 juta. Alasannya, dia butuh uang untuk segera pulang ke Prancis lantaran ibu dan anaknya tengah sakit.

Meski sudah mendapatkan "diskon", Persewangi ternyata tetap tak kunjung melunasi utangnya kepada Moukwelle. Mereka baru membayar Rp 50 juta. Sisa utang sebesar Rp 120 juta sampai saat ini belum jelas kapan akan dibayar.

Di mata FIFPro, kasus Mendieta dan Moukwelle tak boleh terulang di masa mendatang. Mereka meminta otoritas yang berwenang, termasuk PSSI, dan klub-klub untuk lekas menuntaskan masalah gaji pemain ini.

"FIFPro ingin menegaskan lagi bahwa otoritas Indonesia harus menunjukkan tanggung jawab mereka dengan bertindak cepat," demikian pernyataan FIFPro yang dikutip Reuters.

"FIFPro tak ingin lagi melaporkan adanya pesepakbola profesional yang jadi korban akibat tidak adanya respek dan atau usaha dari klub-klub dan otoritas di Indonesia."

Ketua FIFPro Divisi Asia/Oceania, Brendan Schwab, juga ikut mengecam Indonesia atas kejadian yang menimpa Mendieta dan Moukwelle.

"Sulit dipercaya bahwa beberapa pekan setelah meninggalnya Diego Mendieta, kami mendapatkan informasi tentang pemain lain yang menderita sakit serius dan lelah menanti pembayaran gajinya," ujarnya.

"Untungnya, Moukwelle sudah pulih dari sakitnya. Tapi, itu adalah sinyal peringatan lain bahwa perubahan drastis dibutuhkan di Indonesia," kata Schwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar