Dari sisi distribusi, transmisi dan penjualan, PLN rugi besar.
Bencana banjir menimbulkan kerugian materil dan non materil yang tidak
sedikit. Salah satunya yang merugi adalah Perusahaan Listrik Negara
(PLN) yang mengaku kehilangan puluhan miliar rupiah akibat banjir di
beberapa wilayah Jakarta.
Dalam pernyataannya, Humas PLN Kantor Pusat Agus Trimukti, beberapa wilayah di Jakarta harus hidup tanpa listrik karena gardu terendam. Jembatan kabel transmisi 150 kV yg melintas kali Ciliwung juga roboh tersapu banjir sehingga kabel transmisinya sempat dipadamkan.
Agus mengatakan, beberapa area yang tidak tergenang air ada juga yang listriknya terpaksa ikut padam karena gardu distribusi yang memasok area tersebut tergenang air. "Dalam keadaan darurat bencana seperti ini, PLN tetap berupaya maksimal mengerahkan segenap sumber daya untuk secepatnya melakukan pemulihan pasokan listrik kepada pelanggan PLN," kata Agus.
Sejak 22 Januari 2013, pembangkit listrik Muara Karang sudah dapat beroperasi kembali, setelah sebelumnya digenangi banjir yang menyebabkan operasi pembangkit terganggu dan menurunkan kemampuan pasokan listrik ke Jakarta. Begitu pula dengan transmisi listrik semua sudah pulih.
Pada saat banjir, sebanyak 1847 gardu tidak beroperasi. Salah satu yang dimatikan adalah PLTGU Muarakarang, menyebabkan kerugian teknis di sisi pembangkitan mencapai Rp20 miliar.
"Sedangkan kerugian di sisi distribusi dan transmisi akibat peralatan rusak tergenang air, masing-masing sekitar Rp91 milyar dan Rp5 milyar sehingga total perkiraan kerugian yang dialami PLN akibat banjir Jakarta ini sebesar Rp 116 milyar," jelas Agus.
Dia menambahkan, banjir juga menyebabkan PLN kehilangan kesempatan penjualan energi listrik sekitar Rp 45 milyar.
"Tapi kerugian terbesar akibat terganggunya pasokan listrik saat bencana banjir adalah masyarakat tidak dapat menggunakan listrik PLN untuk kegiatan ekonomi, pendidikan, sosial sehari-hari. Nilai kerugian masyarakat ini tidak terhitung jumlahnya," ujarnya.
Dalam pernyataannya, Humas PLN Kantor Pusat Agus Trimukti, beberapa wilayah di Jakarta harus hidup tanpa listrik karena gardu terendam. Jembatan kabel transmisi 150 kV yg melintas kali Ciliwung juga roboh tersapu banjir sehingga kabel transmisinya sempat dipadamkan.
Agus mengatakan, beberapa area yang tidak tergenang air ada juga yang listriknya terpaksa ikut padam karena gardu distribusi yang memasok area tersebut tergenang air. "Dalam keadaan darurat bencana seperti ini, PLN tetap berupaya maksimal mengerahkan segenap sumber daya untuk secepatnya melakukan pemulihan pasokan listrik kepada pelanggan PLN," kata Agus.
Sejak 22 Januari 2013, pembangkit listrik Muara Karang sudah dapat beroperasi kembali, setelah sebelumnya digenangi banjir yang menyebabkan operasi pembangkit terganggu dan menurunkan kemampuan pasokan listrik ke Jakarta. Begitu pula dengan transmisi listrik semua sudah pulih.
Pada saat banjir, sebanyak 1847 gardu tidak beroperasi. Salah satu yang dimatikan adalah PLTGU Muarakarang, menyebabkan kerugian teknis di sisi pembangkitan mencapai Rp20 miliar.
"Sedangkan kerugian di sisi distribusi dan transmisi akibat peralatan rusak tergenang air, masing-masing sekitar Rp91 milyar dan Rp5 milyar sehingga total perkiraan kerugian yang dialami PLN akibat banjir Jakarta ini sebesar Rp 116 milyar," jelas Agus.
Dia menambahkan, banjir juga menyebabkan PLN kehilangan kesempatan penjualan energi listrik sekitar Rp 45 milyar.
"Tapi kerugian terbesar akibat terganggunya pasokan listrik saat bencana banjir adalah masyarakat tidak dapat menggunakan listrik PLN untuk kegiatan ekonomi, pendidikan, sosial sehari-hari. Nilai kerugian masyarakat ini tidak terhitung jumlahnya," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar