Mengapa Presiden SBY Memilih Roy Suryo Menjadi Menpora
Dia dianggap bisa menjalankan 3 tugas penting.Tugas apa saja.
Roy
Suryo diangkat menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga. Pengangkatan itu
diumumkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat 11 Januari 2013.
Banyak yang terkejut. Terkejut lantaran kader Partai Demokrat itu
dianggap tidak mempunyai akar olahraga. Roy adalah seorang pakar
telematika. Dibenak sejumlah kalangan, dia lebih dikenal sebagai pakar
yang mampu menganalisa apakah sebuah video asli atau palsu belaka.
Padahal Kemenpora itu
adalah salah pusat kebanggan negeri ini, yang dalam beberapa tahun
belakangan menjadi salah satu titik terlemah dalam pemerintah SBY. Ada
kasus korupsi Hambalang yang melibatkan banyak politisi Partai Demokrat,
prestasi sepakbola yang turun, kisruh dalam tubuh PSSI yang tak kunjung
usai yang menyebabkan kita terancam sanksi FIFA. Dan banyak orang
mempertanyakan, mengapa Presiden SBY mengirim seorang Roy Suryo di
tengah sejumlah soal yang teramat berat itu.
Tapi mungkin ada baiknya
jangan berburuk sangka dulu. Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi,
meminta publik agar jangan meremehkan calon Menpora yang baru ini. Dia,
kata Sudi, telah melewati uji kelayakan dan kepatutan. Dari sekian
banyak kandidat -- banyak juga ahli olahrga -- pakar telematika ini yang
"cakap". Publik, katanya, jangan melihat dari tampangnya tapi lihat
nanti hasil kerjanya. (Baca: Jangan Remehkan Roy Suryo)
Sudi mungkin menjawab
kelakar sejumlah kalangan di media sosial seperti Twitter dan Facebook
bahwa Roy menjadi Menpora lantaran berkumis seperti para Menpora
sebelumnya. Dari Menpora pertama, Wikana, Hayono Isman, Adyaksa Dault
dan Andi Mallarangeng.
Tentu saja Roy jadi
Menpora bukan karena kumis itu. Dalam pidato pengumuman di Istana
Negara, SBY menegaskan Roy memiliki integritas. “Setelah mendengar
pertimbangan Wakil Presiden dan pejabat lain, serta menjaring masukan
masyarakat, saya mengangkat Drs. Roy Suryo Notodiprojo sebagai Menpora.
Saya pandang yang bersangkutan cakap untuk mengemban tugas. Saya juga
menimbang integritas untuk menunjuk Menpora. Saya telah melakukan interview dan fit and proper test didampingi Wapres. Maka saya memutuskan Roy Suryo untuk menggantikan Andi Mallarangeng,” kata SBY.
SBY langsung memberi tiga tugas penting untuk Roy Suryo sebagai Menpora baru. Pertama,
melakukan konsolidasi di internal Kementerian Pemuda dan Olahraga
“Mengingat ada permasalahan berkaitan dengan lingkup dan tugas wilayah
Kemenpora yang terus menjadi perhatian publik dan sedang proses di KPK,
yaitu kasus Hambalang.”
Untuk itu SBY menginstruksikan Menpora baru untuk mengkonsolidasikan jajarannya guna menjalankan tugas dengan baik. Kedua,
melanjutkan prestasi yang telah diraih oleh Menpora sebelumnya, Andi
Mallarangeng. “Untuk kembali berjaya dalam SEA Games, di mana yang sejak
tahun 1997 itu tidak bisa dilakukan, tahun 2012 bisa diraih. Itu harus
kita jaga,” kata SBY.
Ketiga, bekerja sama
dengan Komite Olahraga Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI) untuk segera mengakhiri masalah Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia (PSSI). Roy Suryo sendiri sudah mengetahui ketiga
tugas penting ini ketika ia diwawancarai oleh Presiden SBY.
“Sesuai
harapan Bapak Presiden, ada tiga poin penting yang menjadi prioritas
saya, yaitu membenahi internal dan eksternal Kemenpora, menjaga prestasi
olahraga, dan menyelesaikan dualisme dalam olahraga persepakbolaan
kita,” kata Roy Suryo di Istana Negara, beberapa saat sebelum diumumkan
sebagai Menpora.
Roy mengakui banyak masyarakat yang tidak
percaya bahwa dia mampu mengemban amanah sebagai Menpora. “Ini bukan
jabatan mudah. Saya tahu masyarakat menaruh harapan rendah pada saya
karena saya tidak berlatar belakang olahagawan dan saya bukan tokoh
pemuda yang menonjol,” kata dia.
Roy mengatakan, ia sudah
menyampaikan langsung kepada SBY bahwa tugas ini berat dan bukan
kompetensi dia yang sebenarnya. “Maka izinkanlah saya mengajak
rekan-rekan masyarakat untuk bersama-sama membenahi semua ini,” ujarnya.
Latar
belakang Roy Suryo memang jauh dari dunia olahraga. Di Partai Demokrat,
Roy mengurusi bidang komunikasi dan informatika. Di Komisi I DPR, dia
mengurusi bidang pertahanan, luar negeri, intelijen, komunikasi, dan
informatika. Selama ini, Roy Suryo memang identik dengan dunia
informatika.
Ia kerap menjadi pembicara, narasumber, bahkan saksi
ahli di pengadilan untuk bidang teknologi informasi, fotografi, dan
multimedia. Namun sesungguhnya Roy juga tak punya latar belakang
pendidikan formal di bidang informatika. Ia lulusan Ilmu Komunikasi UGM.
Meski demikian, Roy sempat mengajar fotografi selama beberapa semester
di UGM, dan pernah mengajar di Jurusan Seni Media Rekam Institut Seni
Indonesia.
Susilo Siswoutomo
Presiden SBY
juga menunjuk Susilo Siswoutomo sebagai Wakil Menteri ESDM menggantikan
Rudi Rubiandini yang diangkat menjadi Kepala Satuan Kerja Sementara
Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SK Migas). “Susilo
Siswoutomo memiliki pengalaman yang panjang di bidang migas,” kata SBY.
SBY
mengatakan, permintaan energi meningkat tajam dalam beberapa tahun
terakhir, baik listrik maupun bahan bakar. Oleh karena itu, perlu
kepastian manajemen jangka menengah dan jangka panjang guna mencukupi
kebutuhan itu.
Susilo pun diminta meningkatkan investasi di
bidang migas. “Saya berulang kali mengundang perusahaan dalam negeri,
utamanya Pertaminam untuk meningkatkan investasi dalam negeri. Karena
belum cukup, maka saya mengundang investasi dari negara sahabat yang
sudah dilakukan sejak zaman Indonesia merdeka,” kata SBY.
Susilo
Siswoutomo merupakan Staf Ahli Menteri ESDM. Ia juga menjabat sebagai
Kepala Pengawas Proyek Inpex di Blok Masela untuk SK Migas. Lulusan ITB
ini sudah 30 tahun lebih malang-melintang di dunia energi.
Rudi Rubiandini
Rudi
memang bukan wajah baru di kabinet. Namun ia ditunjuk untuk mengisi
posisi baru dari Wamen ESDM menjadi Kepala SK Migas. SK Migas ini adalah
struktur untuk menghindari kekosongan pengaturan usaha migas setelah
Mahkamah Konstitusi membubarkan BP Migas.
Selama ini Kepala SK
Migas dirangkap jabatan oleh Menteri ESDM Jero Wacik. “Setelah saya
telaah dari berbagai aspek, saya putuskan tak tepat kalau kepala SK
Migas itu dirangkap oleh Menteri ESDM," ujar SBY. Menurutnya, SK Migas
harus menjadi lembaga eksekutif tersendiri yang menjalankan tugasnya
secara profesional, akuntabel, transparan.
“Yang bisa diaudit
sehingga tak ada penyimpangan apapun dalam mengatur usaha hulu minyak
dan gas bumi serta mengelola aset besar,” kata SBY. Oleh karena itu ia
memutuskan untuk menunjuk Rudi Rubiandini untuk menjadi Kepala SK Migas
itu setelah melalui tahapan wawancara dan uji kepatutan.
“Kami
pastikan orang ini betul-betul kredibel, akuntabel, dan bisa
menjalankan tugasnya dengan baik. Maka saya tetapkan Profesor Rudi
Rubiandini menjadi kepala SK Migas,” kata SBY.
Rudi sebelumnya
pernah bertugas di BP Migas selama tiga tahun. Oleh karena itu SBY
menilai Rudi telah mengetahui apa yang akan menjadi tanggung jawab dan
tugasnya sebagai Kepala SK Migas.
Presiden SBY akan melantik ketiga pejabat tersebut pekan depan. "Insya Allah Selasa depan saya lantik dan mereka bisa mengawali tugas-tugasnya," kata SBY menutup konferensi persnya.