Ferguson menilai insiden tersebut bisa membunuh Van Persie.
Pekan ke-18 Premier League diwarnai insiden keributan pemain dalam duel yang berakhir imbang 1-1 antara Manchester United dengan Swansea City
di Liberty Stadium, Minggu malam kemarin. Bintang anyar MU, Robin van
Persie terlibat perselisihan dengan bek Swansea, Ashley Williams.
Kedua tim yang ngotot memetik kemenangan membuat laga berjalan dengan tensi tinggi. Puncaknya terjadi di menit 75. Bermula dari RVP yang terjatuh kala dijegal salah satu pemain lawan di depan kotak penalti. Bola liar yang berada di dekat kepala RVP langsung disambar Williams.
Tak pelak, bola meluncur deras ke kepala bagian belakang pemain Belanda itu. RVP meradang dan langsung merangsek ke hadapan Williams yang dianggap sengaja melakukan tendangan berbahaya untuk mencederainya. Pertadingan pun sempat dihentikan sementara.
Para pemain kedua tim langsung berkerumun melerai kedua pemain yang sedang bersitegang itu. Beruntung, insiden ini tidak berujung keributan antarkedua tim. Meski demikian wasit tetap mengganjar kedua pemain, masing-masing kartu kuning.
Usai laga, manajer MU, Sir Alex Ferguson mengecam tindakan Williams yang dinilai sengaja dan tindakannya ini bisa membunuh Van Persie. Pelatih gaek itu juga memprotes keputusan wasit, Michael Oliver serta meminta sanksi satu laga diberikan pada bek tengah The Swans tersebut.
"Apa yang dilakukan kepada Van Persie jelas itu pelanggaran. Saya tahu dia wasit muda, tapi saya kecewa dengan penampilannya. Wasit melihat insiden itu dengan jelas. Dia (RVP) bisa saja terbunuh," ujar Ferguson pada Sky Sport usai laga.
"Benar-benar tak bisa diterima. Peluit berbunyi, pertandingan berhenti dan dia (Williams) melakukannya di depan wasit. Saya pikir FA harus memeriksa itu, tak pantas hanya kartu kuning. Seharusnya dia disanksi karena itu salah satu hal paling berbahaya di sepakbola yang pernah saya lihat," tutur Fergie.
Insiden di Mata Rooney dan Para Pelatih
Kedua tim yang ngotot memetik kemenangan membuat laga berjalan dengan tensi tinggi. Puncaknya terjadi di menit 75. Bermula dari RVP yang terjatuh kala dijegal salah satu pemain lawan di depan kotak penalti. Bola liar yang berada di dekat kepala RVP langsung disambar Williams.
Tak pelak, bola meluncur deras ke kepala bagian belakang pemain Belanda itu. RVP meradang dan langsung merangsek ke hadapan Williams yang dianggap sengaja melakukan tendangan berbahaya untuk mencederainya. Pertadingan pun sempat dihentikan sementara.
Para pemain kedua tim langsung berkerumun melerai kedua pemain yang sedang bersitegang itu. Beruntung, insiden ini tidak berujung keributan antarkedua tim. Meski demikian wasit tetap mengganjar kedua pemain, masing-masing kartu kuning.
Usai laga, manajer MU, Sir Alex Ferguson mengecam tindakan Williams yang dinilai sengaja dan tindakannya ini bisa membunuh Van Persie. Pelatih gaek itu juga memprotes keputusan wasit, Michael Oliver serta meminta sanksi satu laga diberikan pada bek tengah The Swans tersebut.
"Apa yang dilakukan kepada Van Persie jelas itu pelanggaran. Saya tahu dia wasit muda, tapi saya kecewa dengan penampilannya. Wasit melihat insiden itu dengan jelas. Dia (RVP) bisa saja terbunuh," ujar Ferguson pada Sky Sport usai laga.
"Benar-benar tak bisa diterima. Peluit berbunyi, pertandingan berhenti dan dia (Williams) melakukannya di depan wasit. Saya pikir FA harus memeriksa itu, tak pantas hanya kartu kuning. Seharusnya dia disanksi karena itu salah satu hal paling berbahaya di sepakbola yang pernah saya lihat," tutur Fergie.
Insiden di Mata Rooney dan Para Pelatih
Sejumlah pihak menilai reaksi Ferguson berlebihan. Bahkan, salah satu
pemain MU, Wayne Rooney tidak sependapat dengan Fergie terkait insiden
RVP. Menurutnya, peristiwa itu tidak perlu dilebih-lebihkan.
"Bek berusaha membuang bola dan kebetulan mengenai kepala lawan. Saya
pikir itu keputusan yang tepat dari wasit (yang hanya memberikan kartu
kuning kepada Williams)," kata Rooney.
Hal yang sama juga dilontarkan oleh Manajer Queens Park Rangers, Harry Redknapp. "Saya tidak melihat bagaimana dia bisa terbunuh. Dia (Williams) menendang bola ke arahnya (RVP). Saya telah melihat banyak hal lebih buruk di lapangan sepakbola," katanya.
Sementara itu, mantan pelatih Williams yang kini menjadi manajer Wigan, Roberto Martinez menambahkan: "Saya yang mendatangkan Williams ke Swansea. Dan saya tahu karakternya luar dalam. Saya dapat menjamin bahwa dia bukan pesepakbola yang jahat," katanya.
Sedangkan manajer Newcastle United, Alan Pardew mengungkapkan bahwa sesungguhnya insiden yang terjadi tidak seburuk apa yang terlihat dari tepi lapangan. Meski demikian, Pardew berusaha memberi simpati kepada reaksi Fergie yang ingin melindungi pemain asuhannya.
"Jika salah satu pemain Anda terluka atau Anda pikir dia dalam bahaya, tentu Anda akan melindunginya. Tapi, saya pikir peristiwa itu tidak seburuk yang dibayangkan Ferguson. Terkadang sebuah peristiwa terlihat lebih buruk dari tepi lapangan," katanya.
"Saya tidak yakin apakah perlu ada tindakan lanjutan yang harus diambil terkait insiden tersebut," lanjutnya.
Sementara itu, sang tertuduh, Williams menegaskan tidak dengan sengaja menendang bola ke arah RVP. "Saya sudah melihat rekaman ulangnya di TV dan reaksi Fergie berlebihan," kata Williams seperti dilansir Soccerway.
"Itu memang opininya dan semua orang bebas mengeluarkan pendapatnya. Saya langsung berusaha meminta maaf ketika masih di lapangan, tapi situasinya sudah memanas," tambahnya.
Van Persie Sosok Emosional?
Hal yang sama juga dilontarkan oleh Manajer Queens Park Rangers, Harry Redknapp. "Saya tidak melihat bagaimana dia bisa terbunuh. Dia (Williams) menendang bola ke arahnya (RVP). Saya telah melihat banyak hal lebih buruk di lapangan sepakbola," katanya.
Sementara itu, mantan pelatih Williams yang kini menjadi manajer Wigan, Roberto Martinez menambahkan: "Saya yang mendatangkan Williams ke Swansea. Dan saya tahu karakternya luar dalam. Saya dapat menjamin bahwa dia bukan pesepakbola yang jahat," katanya.
Sedangkan manajer Newcastle United, Alan Pardew mengungkapkan bahwa sesungguhnya insiden yang terjadi tidak seburuk apa yang terlihat dari tepi lapangan. Meski demikian, Pardew berusaha memberi simpati kepada reaksi Fergie yang ingin melindungi pemain asuhannya.
"Jika salah satu pemain Anda terluka atau Anda pikir dia dalam bahaya, tentu Anda akan melindunginya. Tapi, saya pikir peristiwa itu tidak seburuk yang dibayangkan Ferguson. Terkadang sebuah peristiwa terlihat lebih buruk dari tepi lapangan," katanya.
"Saya tidak yakin apakah perlu ada tindakan lanjutan yang harus diambil terkait insiden tersebut," lanjutnya.
Sementara itu, sang tertuduh, Williams menegaskan tidak dengan sengaja menendang bola ke arah RVP. "Saya sudah melihat rekaman ulangnya di TV dan reaksi Fergie berlebihan," kata Williams seperti dilansir Soccerway.
"Itu memang opininya dan semua orang bebas mengeluarkan pendapatnya. Saya langsung berusaha meminta maaf ketika masih di lapangan, tapi situasinya sudah memanas," tambahnya.
Van Persie Sosok Emosional?
Namun, apapun opini yang berkembang, insiden itu menunjukkan
bagaimana RVP yang berwajah kalem terlihat sebagai sosok emosional
dengan reaksinya yang agresif. Ini bukan keributan yang pertama bagi
pemain timnas Belanda itu di sepanjang karier sepakbolanya.
Van Persie pernah bersitegang dengan pelatihnya, Bert van Marwijk kala masih memperkuat Feyenoord. Hubungan yang buruk di antara keduanya membuat RVP dilempar ke skuad cadangan (reserve).
Van Persie pernah bersitegang dengan pelatihnya, Bert van Marwijk kala masih memperkuat Feyenoord. Hubungan yang buruk di antara keduanya membuat RVP dilempar ke skuad cadangan (reserve).
"Perilakunya membuat dia mustahil untuk masuk dalam skuad utama. Jadi dia akan bergabung ke dalam skuad cadangan," kata Marwijk.
Pada 26 Februari 2005, Van Persie mendapat kartu merah pertamanya di Arsenal setelah menyerang bek kiri Southampton, Graeme Le Saux dalam sebuah laga Premier League. Sang pelatih, Arsene Wenger pun kala itu mengkritik sikap buruk Van Persie.
Pada 1 November 2008, Van Persie kembali mendapat kartu merah saat Arsenal melawan Stoke City. Setelah dia kontak fisik dan menyebabkan kiper lawan, Thomas Sørensen terjatuh. Belakangan, Sorensen mengaku memprovokasi dan memanfaatkan sikap RVP yang tempramental.
Pada 13 Maret 2012, Van Persie terlibat keributan dengan kiper Newcastle, Tim Krul yang merupakan rekan setimnya di timnas Belanda. Keduanya terlibat perang mulut dan bersitegang di penghujung laga sehingga membuat wasit terpaksa mengeluarkan kartu kuning untuk keduanya.
Pada 26 Februari 2005, Van Persie mendapat kartu merah pertamanya di Arsenal setelah menyerang bek kiri Southampton, Graeme Le Saux dalam sebuah laga Premier League. Sang pelatih, Arsene Wenger pun kala itu mengkritik sikap buruk Van Persie.
Pada 1 November 2008, Van Persie kembali mendapat kartu merah saat Arsenal melawan Stoke City. Setelah dia kontak fisik dan menyebabkan kiper lawan, Thomas Sørensen terjatuh. Belakangan, Sorensen mengaku memprovokasi dan memanfaatkan sikap RVP yang tempramental.
Pada 13 Maret 2012, Van Persie terlibat keributan dengan kiper Newcastle, Tim Krul yang merupakan rekan setimnya di timnas Belanda. Keduanya terlibat perang mulut dan bersitegang di penghujung laga sehingga membuat wasit terpaksa mengeluarkan kartu kuning untuk keduanya.