Jerman dan Kanada ikut bantu karena tak ingin Mali jadi basis teroris.
Amerika Serikat berkomitmen membantu campur tangan Perancis untuk
memerangi kaum militan yang jadi simpatisan jaringan teroris al-Qaeda di
Mali. Sebagai dukungannya, AS memberi bantuan intelijen, logistik, dan
transportasi udara kepada Perancis, yang mengerahkan pasukannya di
negara Afrika itu.
"Kami telah berkomitmen bahwa al-Qaeda tidak akan bisa menemukan tempat manapun untuk bersembunyi," kata Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, dalam jumpa pers yang dikutip Reuters, 14 Januari 2013. Panetta pekan ini mengunjungi beberapa sekutu AS di Eropa.
Bagi Panetta, langkah Perancis ini mirip dengan operasi AS mengejar para militan pendukung al-Qaeda di bagian utara Pakistan, Yaman, dan Somalia. "Kami bertanggungjawab untuk memastikan bahwa al-Qaeda tidak akan membangun basis di Mali," lanjut Panetta.
Perancis mulai menggelar operasi militer di Mali sejak Jumat, 11 Januari lalu untuk mencegah laju kaum pemberontak. Negara-negara Barat khawatir kaum pemberontak simpatisan al-Qaeda ini bakal menjadikan Mali sebagai basis baru terorisme internasional.
Paris telah mengirim ratusan tentara ke ibu kota Mali, Bamako, dan Senin lalu melancarkan lagi serangan udara ke suatu gurun pasir, yang sejak tahun lalu dikuasai pemberontak. Mereka adalah sayap al-Qaeda di Afrika Utara, AQIM, dan kelompok-kelompok militan Mali, yaitu MUJWA dan Ansar Dine.
Setelah berbicara dengan Menteri Pertahanan Perancis, Jean-Yves Le Drian, Panetta mengatakan bahwa AS kini siap bantu di tiga sektor. "Pertama adalah bantuan logistik terbatas. Kedua, bantuan intelijen dan ketiga adalah transportasi udara," kata Panetta. Jerman dan Kanada pun memberi dukungan serupa kepada Perancis.
"Kami telah berkomitmen bahwa al-Qaeda tidak akan bisa menemukan tempat manapun untuk bersembunyi," kata Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, dalam jumpa pers yang dikutip Reuters, 14 Januari 2013. Panetta pekan ini mengunjungi beberapa sekutu AS di Eropa.
Bagi Panetta, langkah Perancis ini mirip dengan operasi AS mengejar para militan pendukung al-Qaeda di bagian utara Pakistan, Yaman, dan Somalia. "Kami bertanggungjawab untuk memastikan bahwa al-Qaeda tidak akan membangun basis di Mali," lanjut Panetta.
Perancis mulai menggelar operasi militer di Mali sejak Jumat, 11 Januari lalu untuk mencegah laju kaum pemberontak. Negara-negara Barat khawatir kaum pemberontak simpatisan al-Qaeda ini bakal menjadikan Mali sebagai basis baru terorisme internasional.
Paris telah mengirim ratusan tentara ke ibu kota Mali, Bamako, dan Senin lalu melancarkan lagi serangan udara ke suatu gurun pasir, yang sejak tahun lalu dikuasai pemberontak. Mereka adalah sayap al-Qaeda di Afrika Utara, AQIM, dan kelompok-kelompok militan Mali, yaitu MUJWA dan Ansar Dine.
Setelah berbicara dengan Menteri Pertahanan Perancis, Jean-Yves Le Drian, Panetta mengatakan bahwa AS kini siap bantu di tiga sektor. "Pertama adalah bantuan logistik terbatas. Kedua, bantuan intelijen dan ketiga adalah transportasi udara," kata Panetta. Jerman dan Kanada pun memberi dukungan serupa kepada Perancis.