Lion Air lewat Malindo Airways mulai merangsek masuk pasar Malaysia.
Ancaman Lion Air yang langsung menyasar pusat bisnis AirAsia di
Malaysia, berdampak signifikan bagi perusahaan. Setidaknya, harga saham
AirAsia Bhd tercatat jatuh 5 persen pada perdagangan awal di bursa saham
Malaysia.
Pada perdagangan pukul 09.28 waktu Malaysia, saham AirAsia melemah 4,7 persen ke level RM3,04. Saham maskapai asal Malaysia ini sempat melorot ke level terendah sebesar RM3,03. Penurunan saham AirAsia cukup signifikan di tengah pembukaan indeks bursa saham Malaysia yang turun 0,12 persen.
"Dampak langsung yang dirasakan AirAsia adalah munculnya kontraksi dari margin keuntungan, karena adanya potensi persaingan harga," tulis Laporan Kenanga, seperti dikutip laman Reuters, Rabu, 12 September 2012.
Namun, Kenanga menilai, AirAsia kemungkinan mampu mengatasi kebijakan pemotongan tarif pesawat lewat sumber pemasukan lain. Seperti diketahui, AirAsia memiliki sejumlah perusahaan yang tergabung dalam AirAsia Group.
"Kami dalam posisi netral terhadap berita ini. Sama seperti kami tak melihat Malindo sebagai ancaman bagi AirAsia dalam jangka pendek," tulis Kenanga.
Sementara itu, Chief Executive Officer AirAsia, Tony Fernandes, seperti dikutip media setempat menampik adanya potensi persaingan panas dengan Malindo Airways.
Seperti diketahui, Lion Air dan mitranya asal Malaysia, National Aerospace and Defense Industries Sdn Bhd (NADI), berencana mengoperasikan maskapai penerbangan murah bernama Malindo Airways. Maskapai ini dijadwalkan mulai beroperasi pada Mei tahun depan.
Dalam perusahaan patungan itu, Lion Air memiliki porsi saham sebesar 49 persen, sedangkan mitranya, NADI, menguasai 51 persen.
Pada perdagangan pukul 09.28 waktu Malaysia, saham AirAsia melemah 4,7 persen ke level RM3,04. Saham maskapai asal Malaysia ini sempat melorot ke level terendah sebesar RM3,03. Penurunan saham AirAsia cukup signifikan di tengah pembukaan indeks bursa saham Malaysia yang turun 0,12 persen.
"Dampak langsung yang dirasakan AirAsia adalah munculnya kontraksi dari margin keuntungan, karena adanya potensi persaingan harga," tulis Laporan Kenanga, seperti dikutip laman Reuters, Rabu, 12 September 2012.
Namun, Kenanga menilai, AirAsia kemungkinan mampu mengatasi kebijakan pemotongan tarif pesawat lewat sumber pemasukan lain. Seperti diketahui, AirAsia memiliki sejumlah perusahaan yang tergabung dalam AirAsia Group.
"Kami dalam posisi netral terhadap berita ini. Sama seperti kami tak melihat Malindo sebagai ancaman bagi AirAsia dalam jangka pendek," tulis Kenanga.
Sementara itu, Chief Executive Officer AirAsia, Tony Fernandes, seperti dikutip media setempat menampik adanya potensi persaingan panas dengan Malindo Airways.
Seperti diketahui, Lion Air dan mitranya asal Malaysia, National Aerospace and Defense Industries Sdn Bhd (NADI), berencana mengoperasikan maskapai penerbangan murah bernama Malindo Airways. Maskapai ini dijadwalkan mulai beroperasi pada Mei tahun depan.
Dalam perusahaan patungan itu, Lion Air memiliki porsi saham sebesar 49 persen, sedangkan mitranya, NADI, menguasai 51 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar