Selamat Datang di Website blogger Jhon Demos Silalahi

4 Jan 2013

Bidan Siti Kholifah, Edukator Kehamilan Remaja

Ia miris melihat remaja hamil dengan organ reproduksi belum sempurna.
 VIVAlife - Empat kali keguguran dan nyawa nyaris tak terselamatkan akibat persalinan buruk. Pengalaman hidup sang bunda itulah yang memotivasi Siti Kholifah menjadi seorang bidan. Yang fokus menangani kasus kehamilan tak diinginkan (KTD) di kalangan remaja.

Motivasi itu semakin kuat saat melihat kehidupan remaja di desanya di Desa Ploso, Pacitan, Jawa Timur. Banyak remaja usia 15-17 tahun dengan organ reproduksi belum sempurna terjebak perilaku seksual membahayakan yang berujung pada kehamilan.

"Organ reproduksi perempuan sebenarnya baru akan benar-benar siap menerima janin pada usia 20 tahun ke atas. Namun di usia belia tersebut, ibu hamil minim akan pengetahuan kehamilan yang menyebabkan bahaya laten kekurangan gizi," katanya saat ditemui di Jakarta.

Selain faktor ekonomi, sosial dan budaya, semua itu terjadi lantaran kurangnya edukasi seks. "Saya memberikan edukasi tentang asupan gizi yang baik untuk ibu hamil, persiapan kehamilan, persalinan, hingga pasca kehamilan. Saya juga membuka kelas ibu hamil," ujarnya.

Bagi wanita lulusan Sekolah Program Bidan (P2B) itu, tak mudah mengajarkan pentingnya asupan gizi saat hamil di kalangan calon ibu yang masih terlalu muda. Ini karena mayoritas mereka malu dan enggan memeriksakan kehamilannya ke balai kesehatan.

Tak jarang, Siti harus menyambangi mereka satu per satu. Dari satu rumah ke rumah lainnya untuk melakukan pendekatan personal. Tak cuma dengan mereka yang sedang hamil, ia juga melakukan pendekatan persuasif dengan anggota keluarga, terutama suami yang biasanya juga masih belia.

Siti membangun kelas edukasi untuk meningkatkan derajat ibu dan anak. "Dengan harapan para ibu hamil mendapat pembekalan gizi dan nutrisi anak. Keluarga (calon ayah) juga diwajibkan mengikuti sesi khusus ini, agar mereka dapat menjaga kehamilan dan kesehatan ibu dan janinnya."

Kelas hamil ini memang tak sesuai degan petunjuk pelaksanaan atau juklak dari pemerintah, yaitu satu kelas ibu hamil berjumlah 10 orang dengan usia kehamilan lima bulan. Namun Siti tetap berpegang teguh pada tujuannya, memberikan edukasi.

Wanita kelahiran 6 Agustus 1972 ini menambahkan kalau setiap pertemuan ada sekitar 25 hingga 30 ibu hamil yang datang. Kelasnya pun tidak membatasi usia kehamilan. Sesi edukasi selalu dimulai dengan pengecekan kadar Hemoglobin dan status gizi ibu hamil.

Ia fokus mengurangi risiko atau dampak medis, mental, dan sosial yang mengancam keselamatan ibu dan bayi. "Risiko dari segi medis dapat menyebabkan pendarahan saat hamil muda atau hamil tua. Risiko dari segi mental, ibu malu untuk menyusui anaknya karena faktor usia yang masih belia, dan ketiga risiko sosial ekonomi. Pria masih belum dapat mencukupi kebutuhan dalam keluarganya."

Walau merasa tak mampu mengubah budaya dalam masyarakatnya, Siti yakin kalau dirinya mampu memberikan edukasi seks untuk mengurangi risiko yang terjadi pada kehamilan yang masih belia, dengan memberikan edukasi secara kontinyu.

Melihat inisiatif dan perjuangannya, wajar jika Siti mendapat penghargaan Srikandi Awards 2012, kategori Inisiatif Peningkatan Kesehatan Ibu.

1 komentar:

  1. Infonya bermanfaat banget :) Sekarang jadi tau apa saja penyebab pendarahan saat hamil dan juga faktor - faktornya . Terima kasih infonya :)

    Infeksi Telinga Pada Anak

    BalasHapus