Faisal Basri: Parpol di Indonesia Banyak Tapi Seragam
Semua parpol relatif sama sehingga tidak memiliki tujuan tertentu.
Mantan Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional, Faisal Basri,
mengkritik keberadaan partai politik di Indonesia. Menurutnya, parpol
jumlahnya banyak tapi sesungguhnya seragam. Keseragaman itu, kata dia,
dapat dilihat dari tidak adanya ideologi yang kuat pada tiap-tiap
parpol.
Tanpa adanya ideologi, menurut Faisal, semua parpol relatif sama sehingga tidak memiliki tujuan tertentu, kecuali hanya berorientasi pada kekuasaan. Organisasi parpol didirikan memang untuk merebut kekuasaan, lalu menggunakan kekuasan itu untuk kesejahteraan rakyat. Tetapi, parpol di Indonesia merebut kekuasaan hanya demi kekuasaan itu sendiri.
Karenanya, meski Indonesia negeri yang kaya sumber daya alam, kekayaan itu tidak dinikmati secara merata oleh rakyatnya. Para elite politik yang menjadi penyelenggara negara kurang memiliki orientasi pada pemerataan dan kesejahteraan rakyat sebagaimana diamanatkan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
"Perekonomian Indonesia juga terus tumbuh, tapi pertumbuhannya tidak merata. Orang kaya tambah banyak, orang miskin juga tambah banyak," katanya dalam sebuah diskusi yang digelar Yellow Forum For Young Leaders, di Jakarta.
Faisal mengaku keluar dari PAN karena partai itu pun tak memiliki ideologi sehingga program maupun misinya relatif sama dengan partai lain. "(PAN) hanya memiliki azas, yakni iman dan takwa," kata pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia itu.
Tanpa adanya ideologi, menurut Faisal, semua parpol relatif sama sehingga tidak memiliki tujuan tertentu, kecuali hanya berorientasi pada kekuasaan. Organisasi parpol didirikan memang untuk merebut kekuasaan, lalu menggunakan kekuasan itu untuk kesejahteraan rakyat. Tetapi, parpol di Indonesia merebut kekuasaan hanya demi kekuasaan itu sendiri.
Karenanya, meski Indonesia negeri yang kaya sumber daya alam, kekayaan itu tidak dinikmati secara merata oleh rakyatnya. Para elite politik yang menjadi penyelenggara negara kurang memiliki orientasi pada pemerataan dan kesejahteraan rakyat sebagaimana diamanatkan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
"Perekonomian Indonesia juga terus tumbuh, tapi pertumbuhannya tidak merata. Orang kaya tambah banyak, orang miskin juga tambah banyak," katanya dalam sebuah diskusi yang digelar Yellow Forum For Young Leaders, di Jakarta.
Faisal mengaku keluar dari PAN karena partai itu pun tak memiliki ideologi sehingga program maupun misinya relatif sama dengan partai lain. "(PAN) hanya memiliki azas, yakni iman dan takwa," kata pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar