Beberapa operasi lapangan migas sempat terhenti akibat ombak tinggi.
Cuaca buruk yang menerjang Indonesia beberapa hari ini terakhir
menyebabkan gangguan pada kegiatan produksi minyak bumi di Indonesia.
Beberapa operasi lapangan migas sempat terhenti akibat ombak yang tinggi
dan angin kencang.
Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas SKK Migas, Hadi Prasetyo, menjelaskan, Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) kehilangan 2.300 barel minyak per hari akibat gangguan cuaca dan ombak tinggi serta angin kencang.
"Electric power di WMO terputus. Satu crew boat tenggelam, namun empat awaknya berhasil diselamatkan," kata Hadi, Senin 14 Januari 2013.
Akibat peristiwa tersebut, menurut dia, semua kapal pendukung operasi, seperti kapal akomodasi dan kapal material pemboran sudah diamankan dan ditarik ke Gresik. Hari ini, PHE WMO melaporkan kecepatan angin telah turun ke level 12 knot dan kegiatan operasi sudah bisa dilaksanakan.
"Curah hujan tinggi juga membuat muka air sungai meningkat, sehingga kapal pembawa minyak tidak bisa lewat di kolong jembatan," katanya.
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) juga kehilangan produksi sebanyak 800 barel minyak per hari akibat cuaca buruk di laut Jawa. Sementara itu, Medco South Central Sumatera juga ikut kehilangan produksi minyak sebanyak 700 barel per hari, akibat cuaca buruk dan hujan lebat yang membuat operasional sumur terhenti.
Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas SKK Migas, Hadi Prasetyo, menjelaskan, Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) kehilangan 2.300 barel minyak per hari akibat gangguan cuaca dan ombak tinggi serta angin kencang.
"Electric power di WMO terputus. Satu crew boat tenggelam, namun empat awaknya berhasil diselamatkan," kata Hadi, Senin 14 Januari 2013.
Akibat peristiwa tersebut, menurut dia, semua kapal pendukung operasi, seperti kapal akomodasi dan kapal material pemboran sudah diamankan dan ditarik ke Gresik. Hari ini, PHE WMO melaporkan kecepatan angin telah turun ke level 12 knot dan kegiatan operasi sudah bisa dilaksanakan.
"Curah hujan tinggi juga membuat muka air sungai meningkat, sehingga kapal pembawa minyak tidak bisa lewat di kolong jembatan," katanya.
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) juga kehilangan produksi sebanyak 800 barel minyak per hari akibat cuaca buruk di laut Jawa. Sementara itu, Medco South Central Sumatera juga ikut kehilangan produksi minyak sebanyak 700 barel per hari, akibat cuaca buruk dan hujan lebat yang membuat operasional sumur terhenti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar