Politik Amerika dalam pertempuran Angostura yang berakhir pada pencaplokan wilayah yang sudah diakui kedua negara, Meksiko terpaksa mengakui wilayah-wilayah pencaplokan Amerika: Texas, dan setuju untuk menjual California dan seluruh wilayah utara Rio Grande sebesar 15 juta dollar ditambah asumsi klaim kerusakan tertentu.
‘A Glorious Defeat: Mexico and Its War with the United States‘ karya Timothy J. Henderson, menunjukkan bagaimana politik Amerika
dan perkembangan kedua negara yang mengakibatkan perang ditahun
1846-1847. Politisi Meksiko tahu bahwa mereka akan kalah perang, tetapi
karena keras kepala dan kebanggaan yang mereka sandang akhirnya
memutuskan konfrontasi dengan Amerika. Polk, sosok yang mengejar
perluasan negera, permainan politik yang membawa perang.
Politik Amerika Dalam Pertempuran Angostura
Texas merdeka dari Meksiko pada tahun 1836. Awalnya Amerika Serikat menolak untuk memasukkan Texas terutama karena kepentingan politik Amerika
yang menentang penambahan negara bagian. Pemerintah Meksiko juga
mendorong serangan perbatasan dan memperingatan bahwa segala upaya
pencaplokan akan mengakibatkan perang.
Pertempuran Buena Vista / Credit: en.wikipedia
Prosedur pencaplokan dengan cepat dimulai setelah pemilihan Presiden Amerika tahun 1844. James Knox Polk
berkampanye, bahwa Texas harus diambil alih dan wilayah Oregon harus
diduduki kembali. Polk juga memiliki pandangan tersendiri terhadap
wilayah California, New Mexico dan seluruh wilayah yang sekarang disebut
US Southwest.
Bila tawarannya untuk mengambil lahan tersebut ditolak, dia menghasut pertermpuran dengan memindahkan pasukan ke wilayah yang disengketakan antara Rio Grande dan Sungai Nueces. Dimana kedua negara sebelumnya telah mengakui sebagai bagian dari negara bagian Meksiko, Coahuila.
Pencaplokan Wilayah Texas, Meksiko
Pertempuran Buena Vista atau disebut juga Pertempuran Angostura, sebuah perjuangan dekat Monterrey dalam perang Meksiko melawan Amerika serikat tahun 1846-1848. Sekitar 5000 pasukan Amerika di bawah komando Jenderal Zachary Taylor menginvasi timur laut Meksiko, Monterrey dan mengambil Saltillo. Sementara Jenderal Antonio López de Santa
Anna mengumpulkan kekuatan sekitar 14.000 pasukan dan berbaris dari
utara San Luis Potosí. Meskipun jumlahnya sangat mengesankan, mereka
bersenjata tapi kurang terlatih.
Pada tanggal 25 April 1846, kavaleri Meksiko menyerang sekelompok pasukan Amerika di
wilayah sengketa, di bawah komando Jenderal Zachary Taylor yang
menewaskan sekitar 24 pasukan. Mereka kemudian mengepung sebuah benteng
Amerika serikat di sepanjang Rio Grande. Taylor memanggil bala bantuan
dengan bantuan senapan dan artileri yang mampu mengalahkan Meksiko di
pertempuran Palo Alto dan Resaca De La Palma.
Polk mengatakan kepada Kongres Amerika Serikat bahwa kesabaran telah habis, bahkan sebelum Meksiko melewati batas wilayah Amerika Serikat,
menyerang wilayah dan menumpahkan darah diatas tanah Amerika. Dua hari
kemudian pada tanggal 13 Mei, Kongres menyatakan perang meskipun
terdapat penentangan dari beberapa anggota parlemen utara. Tidak ada pernyataan resmi bahwa perang pernah dikumandangkan Meksiko.
Pada saat itu, hanya sekitar 75.000 warga Meksiko tinggal di utara Rio Grande. Pasukan AS yang dipimpin oleh Kolonel Stephen W. Kearny dan Commodore Robert F. Stockton
mampu menaklukkan lahan tersebut dengan resistensi minimal. Taylor juga
memiliki sedikit kesulitan dan dia tertangkap di Monterrey pada
September.
Pasukan Meksiko Mundur Dalam Pertempuran Buena Vista
Jendral Antonio López de Santa Anna,
sosok kuat dan karismatik yang telah hidup di pengasingan Kuba. Santa
Anna yakin terhadap Polk bahwa jika diizinkan kembali ke Meksiko, dia
akan mengakhiri perang yang menguntungkan Amerika Serikat. Tapi dia
dikhianati Polk dengan mengambil kontrol tentara Meksiko dan membawa
mereka ke pertempuran. Pertempuran Buena Vista pada bulan Februari 1847, Santa Anna menderita korban besar dan terpaksa mundur. Meskipun demikian, dia diasumsikan sebagai presiden Meksiko pada bulan berikutnya.
Sejarawan mengatakan bahwa Santa Anna
kalah dalam pertempuran la Angostura. Mungkin pertempuran di La
Angostura merupakan saat paling dekat dengan kemenangan, namun kondisi
sangat mengerikan. Sejarah saksi mata menyebutkan bahwa kondisi tentara
Meksiko sangat buruk sehingga tidak mungkin untuk terus bertempur,
meskipun pertempuran itu akan berbalik melawan kehendak orang-orang
Meksiko.
Perjalanan dari San Luis Potosí ke La Angostura sangat sulit, dan persediaan perang begitu langka. Ketika tentara Meksiko tiba, mereka dalam kondisi mengerikan yang sebenarnya jika bertahan satu hari lagi bisa menghasilkan kemenangan, tetapi juga bisa berubah menjadi pembantaian mengerikan karena kondisi pasukan. Pada saat itu sangat sulit untuk mempertahankan keberadaan tentara Meksiko dengan sumber daya terbatas, dan Santa Anna mengambil keputusan untuk mundur meskipun bukan yang terbaik untuk saat itu.
Pasukan AS yang dipimpin oleh Jenderal Winfield Scott mendarat di Veracruz dan mengambil alih kota. Mereka berjalan menuju Mexico City yang pada dasarnya mengikuti rute Hernán Cortés
ketika dia menginvasi kekaisaran Aztec. Orang-orang Meksiko menolak
kedatangan mereka di Cerro Gordo dan di tempat lain, tetapi tetap
dikalahkan. Pada bulan September 1847, Scott berhasil mengepung Chapultepec Castle Mexico City. Selama bentrokan sekelompok kadet sekolah militer yang disebut Pahlawan Niño menyerang dan bunuh diri ketimbang menyerah.
Perjanjian Guadalupe Hidalgo
Gerilya serangan terhadap jalur pasokan
Amerika Serikat terus berlanjut, tapi untuk semua maksud dan tujuan
bahwa perang telah berakhir. Santa Anna mengundurkan diri dan Amerika
Serikat menunggu pemerintahan baru yang mampu bernegosiasi.
Pada tanggal 2 Februari 1848, Treaty of Guadalupe Hidalgo ditandatangani, mendirikan Rio Grande dan Sungai Nueces bukan sebagai perbatasan antara Amerika Serikat dan Meksiko. Di bawah perjanjian itu, Meksiko juga mengakui wilayah-wilayah pencaplokan Texas, dan setuju untuk menjual California dan seluruh wilayah utara Rio Grande sebesar 15 juta dollar ditambah asumsi klaim kerusakan tertentu.
Tentunya, isi perjanjian ini lebih
menguntungkan pihak Amerika yang sebelumnya juga telah mengakui wilayah
tersebut bagian dari Meksiko. Tetapi kepentingan politik Amerika
terhadap perluasan wilayah, dan Meksiko telah kehilangan banyak korban,
lelah, dan yakin bahwa mereka tidak mungkin memenangkan pertempuran itu,
hingga akhirnya memaksa Meksiko menyetujui perjanjian Guadalupe Hidalgo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar