Lembaga penerbangan dan antariksa Brasil (Brazilian Space Agency) siap
bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan),
dikatakan oleh Ketua Komisi VII DPR RI, Sutan Bhatoegana. Ini merupakan
salah satu hasil kunjungan kerja Komisi VII DPR ke Brasil
beberapa waktu lalu dalam rangka merampungkan Rancangan Undang-Undang
(RUU)
Keantariksaan.
Brasil dipilih karena negara itu merupakan negara tropis yang dianggap
cukup berhasil dalam bidang keantariksaan. Dikatakan Sutan, Brasil akan
menyambut baik bagi sarjana Indonesia yang ingin mempelajari teknologi
keantariksaannya.
Dua belas orang anggota komisi VII yang berkunjung ke Brasil, selain
melakukan pertemuan dengan lembaga antariksa Brasil, juga melakukan
pertemuan Parlemen Brasil, serta Brazil National Institute for Special
Research.
Menurut Sutan, daerah yang paling baik untuk meluncurkan roket adalah di
wilayah tropis, untuk di Indonesia, Palangka Raya adalah tempat yang
paling cocok untuk meluncurkan roket. Dalam pengaturan RUU
Keantariksaan, satelit akan menjadi poin penting, karena satelit
dianggap penting untuk melindungi keamanan negara. Selain itu, satelit
juga digunakan untuk memantau dan mengawasi illegal logging
pohon-pohon di hutan tropis Indonesia sebagaimana yang sudah dilakukan
di Brasil. Bila teknologi ini tidak kita kuasai, maka kita akan
ketinggalan, ujar Sutan.
RUU Keantariksaan merupakan inisiatif pemerintah RI dan Lapan
merekomendasikan kepada parlemen beberapa negara yang maju dalam bidang
keantariksaan, seperti Rusia, Amerika Serikat (AS), Prancis, India, dan
Brasil.
Menurut Sutan, hasil kunjungan ke Brasil ini akan menjadi masukan untuk
RUU Keantariksaan yang saat ini tengah dirampungkan oleh komisi yang
mengurusi bidang energi, lingkungan hidup, dan riset teknologi tersebut.
Selain ke Brasil, rombongan Komisi VII beberapa waktu lalu juga
bertolak ke AS, dalam rangka perampungan RUU Kedirgantaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar