"Demonstrasi reformasi hasil konspirasi Habibie, Amien Rais, Gus Dur."
Setelah menghina BJ
Habibie, mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin kini
menyinggung Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ia menyebut Presiden RI
keempat itu melakukan konspirasi pada reformasi Indonesia tahun 1998.
Maidin
bahkan menyebut Gus Dur tak sendirian melakukan konspirasi itu.
“Demonstrasi reformasi hasil konspirasi Habibie, Amien Rais, dan Gus
Dur,” kata Maidin dalam blog pribadinya zamkata.blogspot.com,
Rabu 19 Desember 2012. Ini adalah kali kedua Maidin menghina Habibie,
sekaligus kali pertama ia menyertakan nama Gus Dur dan Amien Rais dalam
tulisannya.
Dalam blognya itu, Maidin menyerukan kepada rakyat
Malaysia untuk tidak meniru reformasi di Indonesia. “Sadarlah! Insaflah
masyarakat Cina Malaysia! Adakah ini (reformasi) yang Anda mahu? Adakah
ini yang Anda kejar?” tulis Maidin.
Di bawah tulisan singkat yang
menuding Habibie, Amien Rais, dan Gus Dur melakukan konspirasi itu,
Maidin pun menyertakan foto-foto demonstrasi BERSIH di Malaysia yang
ricuh.
Foto-foto itu antara lain
menunjukkan polisi Malaysia yang cedera di kepala akibat terkena
lemparan batu demonstran, jurnalis media yang terluka di kepala akibat
diserang demonstran, dan kendaraan polisi Malaysia yang dirusak
gerombolan demonstran.
Maidin juga menyinggung ucapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika berkunjung di Malaysia sehari sebelumnya, Selasa 18 Desember 2012. “’Berhentilah memprojekkan identitas global yang bukan jati diri sendiri.’ Inilah mesejnya yang jelas kepada masyarakat Indonesia yang sedang tenggelam dalam euphoria demokrasi,” tulis Maidin.
“Indonesia mahu menghentikannya (reformasi) dan kita mahu memulakannya dengan ajaran Anwar Ibrahim. Orang Cina telah mulai meniru budaya ini dan akibatnya suatu masa nanti akan menimpa diri mereka sendiri. Sayangilah perniagaan Anda!” kata Maidin lagi.
Maidin juga menyinggung ucapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika berkunjung di Malaysia sehari sebelumnya, Selasa 18 Desember 2012. “’Berhentilah memprojekkan identitas global yang bukan jati diri sendiri.’ Inilah mesejnya yang jelas kepada masyarakat Indonesia yang sedang tenggelam dalam euphoria demokrasi,” tulis Maidin.
“Indonesia mahu menghentikannya (reformasi) dan kita mahu memulakannya dengan ajaran Anwar Ibrahim. Orang Cina telah mulai meniru budaya ini dan akibatnya suatu masa nanti akan menimpa diri mereka sendiri. Sayangilah perniagaan Anda!” kata Maidin lagi.
Hujat Habibie
Sebelumnya, di harian Utusan Malaysia, Maidin menyindir Habibie dan Anwar secara bersamaan. Menurutnya, kedua tokoh itu memiliki persamaan: sama-sama musuh dalam selimut bagi pemimpin kedua negara saat itu, Soeharto dan Mahathir Mohamad. Maidin pun menghujat Anwar yang telah mengundang Habibie ke Malaysia.
“Apa tujuan Anwar menjemput pengkhianat bangsa Indonesia ini ke Malaysia? Dia tidak mempedulikan perasaan rakyat Indonesia, karena mungkin mereka sama-sama ingin menunjukkan kebesaran dan keagungan mereka di masa lalu, untuk melindungi dosa besar mereka,” ujar Maidin.
Maidin juga geram dengan sikap Habibie yang menurutnya tidak menghormati pemimpin Malaysia. Saat itu, kenangnya, Habibie membuat PM Malaysia Mahathir Mohamad menunggu kedatangannya selama lebih dari dua jam dari Jakarta ke Kuala Lumpur untuk mendengarkan pidatonya. Padahal, saat itu Habibie belum menjadi presiden.
“Saya tidak tahu bagaimana tersiksanya para hadirin di Unisel mendengar ucapan manusia yang egonya amat tinggi. Apalagi dia (Habibie) mendapat kesempatan menyampaikan pidato di hadapan orang yang dianggapnya bodoh setelah sekian lama tidak didengarkan dan dihormati lagi oleh rakyat Indonesia. Pada hakikatnya mereka berdua (Anwar-Habibie) tidak lebih dari The Dog of Imperialism,” ujar Maidin.
Sebelumnya, di harian Utusan Malaysia, Maidin menyindir Habibie dan Anwar secara bersamaan. Menurutnya, kedua tokoh itu memiliki persamaan: sama-sama musuh dalam selimut bagi pemimpin kedua negara saat itu, Soeharto dan Mahathir Mohamad. Maidin pun menghujat Anwar yang telah mengundang Habibie ke Malaysia.
“Apa tujuan Anwar menjemput pengkhianat bangsa Indonesia ini ke Malaysia? Dia tidak mempedulikan perasaan rakyat Indonesia, karena mungkin mereka sama-sama ingin menunjukkan kebesaran dan keagungan mereka di masa lalu, untuk melindungi dosa besar mereka,” ujar Maidin.
Maidin juga geram dengan sikap Habibie yang menurutnya tidak menghormati pemimpin Malaysia. Saat itu, kenangnya, Habibie membuat PM Malaysia Mahathir Mohamad menunggu kedatangannya selama lebih dari dua jam dari Jakarta ke Kuala Lumpur untuk mendengarkan pidatonya. Padahal, saat itu Habibie belum menjadi presiden.
“Saya tidak tahu bagaimana tersiksanya para hadirin di Unisel mendengar ucapan manusia yang egonya amat tinggi. Apalagi dia (Habibie) mendapat kesempatan menyampaikan pidato di hadapan orang yang dianggapnya bodoh setelah sekian lama tidak didengarkan dan dihormati lagi oleh rakyat Indonesia. Pada hakikatnya mereka berdua (Anwar-Habibie) tidak lebih dari The Dog of Imperialism,” ujar Maidin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar