Selamat Datang di Website blogger Jhon Demos Silalahi

5 Feb 2013

Jokowi & 4 'Ilmu' Rangkul Perbedaan

 

JakartaGebrakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) merealisasikan program-program unggulan tidak selalu mulus bagai jalan tol. Ada yang pro dan kontra kebijakan Jokowi. Tetapi Jokowi punya jurus pendekatan.

Jokowi menerapkan ilmu-ilmu dan pengalaman yang dimilikinya saat mengemban tugas berat membenahi Ibukota.

Suami Iriana ini mempriotitaskan komunikasi dan menghindari gesekan dengan masyarakat dalam memecahkan masalah pelik. Ia rajin menampung semua kritik-kritik dan masukan-masukan berbagai pihak.

Ayah 3 anak ini juga melakukan perubahan yang terencana dan terukur. Warga Ibukota dilibatkan untuk ikut berpartisipasi. Dengan begitu, hambatan-hambatan di lapangan dapat teratasi.

Berikut 4 cara Jokowi merangkul perbedaan:

1. Tidak Alergi Kritik


Jokowi siap dikritik siapa pun atas terobosannya membenahi Jakarta. Ia anggap kritikan itu sebagai koreksi yang baik.

"Saya juga nggak alergi kritik. Silakan mau kritik mah," ujar suami Iriana ini saat memaparkan kalkulasi seputar sistem kendaraan nopol ganjil genap di Warung Sari Kuring SCBD, Jakarta Pusat, Sabtu (2/2/2013).

Jokowi menerima kritik dari berbagai kalangan atas kebijakan yang bakal diterapkan. Salah satunya, dari eks gubernur DKI Sutiyoso yang mengkritik tentang aktivitas blusukannya dan rencana kebijakan lalu lintas nomor polisi genap dan ganjil.

"Memberikan koreksi, masukan dan itu bagus untuk kita. Masih dalam proses memang itu kita lemparkan untuk diberi tanggapan," kata Jokowi di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (17/12/2012).

Jokowi berjanji akan menampung semua koreksi dan masukan tentang kebijakan tersebut. "Ya masukan yang baik, koreksi yang baik dari siapa pun," imbuhnya.

2. Public Hearing


Nasib proyek 6 ruas jalan tol masih deadlock. Jokowi masih belum memutuskan proyek kontroversial ini. Ia menggelar public hearing dengan warga yang tidak setuju dengan pembangunan tersebut.

"Nanti hari Selasa atau Rabu kita akan adakan public hearing," ujar Jokowi di Kamal Muara, Jakarta Utara, Sabtu (12/1/2013).

Jokowi akan langsung mendengarkan pendapat warga yang menolak pembangunan tol tersebut. Jokowi juga baru dijelaskan tentang tol tersebut oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto.

"Kita akan dengarkan langsung pendapat masyarakat seperti apa. Kenapa menolak, itu kan harus jelas. Saya kan baru kemarin dijelaskan sama Menteri PU," terang Jokowi yang mengenakan kemeja putih ini.

Jokowi menyetujui pembangunan 6 ruas Tol Dalam Kota dengan catatan yakni Transjakarta, Kopaja dan Metro Mini diizinkan masuk ke tol tersebut. Pembangunan tol tersebut juga harus memenuhi syarat Amdal dan lingkungan, serta pintu tol tidak terlalu banyak karena dapat menyebabkan kemacetan.

Pria asal Solo ini menyambut baik masukan dan kritikan dari masyarakat atas pembangunan tol tersebut.

"Tapi dengan adanya masukan, kritik, itu sangat bagus sekali. Saya bisa ngerti sebetulnya cerita gedenya itu seperti apa. Karena saya kan baru masuk," ucap pria berumur 51 tahun itu.

3. Intervensi Sosial

 

Intervensi sosial. Itulah ilmu yang diterapkan Jokowi dalam mengatasi masalah warganya.

Dalam suatu kesempatan, Jokowi bercerita seputar relokasi warga di pinggiran Waduk Pluit. Ia berharap tidak terjadi kekerasan saat memindahkan warga korban banjir.

"Kita juga kan mindahin warga di Waduk Pluit. Jangan sampai gesekan dengan kita, jangan sampai kres. Jadi pindah, nggak ada ramai-ramai (gesekan). Biasa-biasa. Nggak perlu ramai-ramai. Ini juga namanya intervensi sosial, bukunya ada, ilmunya ada," ujar suami Iriana ini saat berbincang santai di Warung Sari Kuring SCBD, Jakarta Pusat, Sabtu (2/2/2013).

Solo juga seperti ini, Pak? "Iya," jawab Jokowi.

Intervensi sosial itu teorinya siapa, Pak? "Dari Prof Sarlito," jawab Jokowi lagi.

Jurus intervensi sosial itu juga pernah diungkap Jokowi saat menjadi cagub DKI Jakarta dulu. Bagi Jokowi, intervensi sosial dapat dilakukan dalam mengatasi Ormas yang anarkhis.

"Harus ada intervensi sosial dari pemimpin. Datangi kelompok ini, datangi kelompok itu. Sampaikan sebetulnya visi kota seperti apa dan ajak mereka untuk ikut juga memajukan Jakarta. Tapi beritahu mereka mana yang baik dan mana yang tidak baik," kata Jokowi di sela-sela kampanyenya di Jl Dana Karya, Condet, Jaktim, Kamis (28/6/2012).

4. Temui Pendukung Sang 'Rival'

 

 Jokowi diam-diam berkunjung ke Kepulauan Seribu yang mayoritas warganya mendukung Fauzi Bowo (Foke) saat Pilgub DKI Jakarta beberapa waktu lalu. 

Jokowi mendadak singgah di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang. Ia menjanjikan menambah kapal baru untuk mereka.

"Bapak tadi hanya sidak ingin ketemu warga di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang," ujar Bupati Kepulauan Seribu, Ahmad Luthfi saat dihubungi, Minggu (23/12/2012).

Di Kepulauan Seribu, suara Jokowi kalah telak ketimbang Foke Foke-Nara meraih 8.794 suara, sedangkan Jokowi-Ahok memperoleh 3.178 suara. Pendukung mereka pun perang dingin.

Namun kubu 'kotak-kotak' dan kubu 'kumis' akhirnya berdamai dalam acara 'Damai Anak Pulau for Jakarta Baru Kepulauan Seribu' di Bandar Jakarta, Ancol, Jakarta Utara, pada Rabu 31 Oktober


Tidak ada komentar:

Posting Komentar