Selamat Datang di Website blogger Jhon Demos Silalahi

10 Jan 2013

Pekan Depan, Jalan Layang Non Tol Antasari-Blok M Beroperasi

Seluruh kendaraan boleh melintas di jalan sepanjang 5.110 meter itu.

 

Pengerjaan jalan layang Antasari-Blok M sudah rampung.

 

 Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Jakarta akan menguji coba Jalan Layang Non Tol (JLNT) Antasari-Blok M di Jakarta Selatan pekan depan.

Kepala Seksi Simpang Tak Sebidang DPU DKI Jakarta, Heru Suwondo, mengatakan mulai Selasa, 15 Januari 2013, seluruh kendaraan yang melintas di kawasan itu sudah diperbolehkan melewati jalan itu.

“Semua pekerjaan fisik di bagian atas JLNT sudah selesai dikerjakan, 99 persen rampung dan sudah saya uji coba,” kata Heru di Jakarta, Kamis 10 Januari 2013.

Ia mengatakan, untuk mempersiapkan pelaksanaan teknis uji coba, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. “Supaya semua rambu-rambu lalu lintas sudah dipasang dan semua siap,” ujar Heru.

Menurutnya, uji coba akan dilakukan selama satu minggu. Apabila dalam masa uji coba tersebut tidak terdapat kendala, maka penggunaan jalan layang Antasari-Blok M akan terus dilanjutkan.
Pembangunan JLNT ini merupakan program Pemerintah Provinsi DKI dalam mengurai kemacetan ibu kota, terutama yang ada di sepanjang Jalan Antasari dan Jalan Prapanca menuju ke Blok M.

JLNT Antasari-Blok M dikerjakan dalam lima paket, yaitu di Pasar Cipete sepanjang 1.170 meter, Cipete Utara sepanjang 805 meter, Taman Brawijaya 800 meter, Prapanca sepanjang 628 meter, dan lapangan Mabak sepanjang 1.391 meter. “Total tiang atau kolom sepanjang JLNT sebanyak 108 pier, dengan total panjang 5.110 meter," katanya.

Sementara itu, pembangunan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang tampaknya masih belum akan rampung dalam waktu dekat, karena bagian atas fly over Sudirman belum tersambung. “Kemungkinan pertengahan tahun ini baru bisa selesai. Sekarang pengerjaan masih 90 persen,” ujar Heru.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Ery Basworo, mengatakan pembangunan jalan layang Melayu-Tanah Abang terlambat karena ada perubahan desain untuk menyeberangi Jalan Sudirman akibat adanya pipa air baku yang berdiameter cukup besar, yakni sekitar dua meter.

Padahal desain awal jalan layang itu memiliki dua pilar di kiri dan kanan Jalan Prof Dr Satrio. Namun karena ada pipa tersebut, desain berubah dari dua pilar di timur dan barat menjadi satu pilar di sisi kanan Jalan Satrio. “Jadi bentangnya nanti akan menjadi 110 meter dengan tinggi sekitar 20 meter,” kata Ery.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar