Selamat Datang di Website blogger Jhon Demos Silalahi

24 Jan 2013

Kisah Bradford, 'Si Pembunuh Raksasa'


 

Birmingham - Dari tim yang musim lalu nyaris terdegradasi, Bradford City kini sudah ada di final Piala Liga Inggris. Kisah bak cinderella tengah dirajut The Bantams yang menghantam klub-klub Premier League dalam perjalanan ke final.

Penikmat setia Liga Inggris mungkin hanya tahu Bradford ketika tim itu bermain di Premier League di musim 1999/2000 dan 2000/2001. Prestasi terbaiknya kala itu cuma finis di posisi ke-17 sebelum terdegradasi semusim setelahnya.

Setelahnya Bradford lebih banyak berlalu-lalang di divisi Championship, League One dan kini League Two. Penampilan terakhir di kompetisi kasta keempat di Inggris musim lalu Bradford bahkan nyaris turun kasta lagi karena berada di posisi ke-18.

Musim ini peruntungan tim asuhan Phil Parkinson itu lebih baik ketika ada di urutan ke-5 dengan 28 poin. Penampilan apik di kompetisi itu dilanjutan di kompetisi Piala Liga Inggris ketika mereka secara mengejutkan tampil di partai final.

Dimulai dari babak pertama saat mengalahkan Notts County, lalu di babak kedua mengalahkan Watford, lalu Burton Albion dikalahkan di babak ketiga. Langkah sensasional Bradford baru dimulai di babak keempat hingga semifinal saat mereka dipertemukan dengan tim-tim Liga Primer.

Pertama-tama Wigan Athletic dikalahkan via adu penalti di kandang lawan, lalu giliran anggota Big Four, Arsenal, yang juga didepak dengan cara serupa di perempatfinal dan terakhir giliran Aston Villa yang takluk dengan agregat total 4-3 di semifinal.

Bradford melaju ke Wembley 24 Februari mendatang dan mereka jadi tim kasta ke-4 pertama dalam 51 tahun terakhir yang melaju ke final kompetisi ini setelah terakhir Rochdale melakukannya di musim 1961/1962.

"Saya tidak bisa berkata apapun. Bisa datang ke sini dan mendapat hasil seperti ini sunguh luar biasa, kami bermain sangat baik. Ini hari yang ajaib tapi hal-hal seperti ini kerap terjadi di kompetisi Piala Domestik," ujar wakil kapten Bradford, Gary Jones, seperti dilansir BBC.

"Kami tahu bisa saja kami tersingkir tapi kami punya semangat dan daya juang. Gol yang fantastis dari James Hanson," tutup Jones.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar