Selamat Datang di Website blogger Jhon Demos Silalahi

16 Jan 2013

Mahal, Kemhan Tetap Beli Heli Apache

Apache AH 64D Longbow RSAF
Apache AH 64D Longbow RSAF. Foto : Jonathan G. Seow H. C/Wiki
Harga yang mahal tidak menyurutkan niat pemerintah untuk tetap membeli helikopter Apache Longbow AH 64 D dari Amerika Serikat. "Harganya memang sangat mahal, kami harus mempertimbangkan kekuatan anggaran," ujar Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Mayjen Ediwan Prabowo, Rabu (9/1).

Menurut Ediwan, harga yang mahal itu adalah konsekuensi dari pemerintah Amerika Serikat. "Mereka ingin standar keselamatan yang tinggi. Tidak mau kalau helikopter itu jatuh di sini (Indonesia) dan merugikan citra mereka," kata dia.

Rencana pembelian 8 (delapan) helikopter serang Apache AH 64D Longbow Block III itu sudah dikabulkan oleh kongres negeri Paman Sam. "Congress notification sudah kami terima, kini tinggal tunggu persetujuan DPR kita," kata Ediwan.

Untuk menyiasati mahalnya harga heli Apache, Kementerian akan menyesuaikan perencanaan anggarannya. "Kami akan sesuaikan pos anggaran yang lain agar bisa mencukupi," ujar Ediwan.

Harga per unit heli Apache sendiri diperkirakan mencapai US$ 40 juta. Kementerian Pertahanan dan TNI AD sebelumnya sudah menandatangani kontrak pengadaan heli serbu dan heli serang dengan PT Dirgantara Indonesia. Kontrak tersebut masing-masing bernilai US$ 90 juta dan US$ 170 juta. Penjualan delapan unit heli Apache ini juga akan menambah jumlah volume perdagangan Amerika Serikat ke Indonesia di masa mendatang.

Saat ini, pemerintahan Barack Obama memang sedang getol meningkatkan kerja sama militer dengan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik. Selain dengan sekutu lamanya, Filipina dan Australia, Amerika Serikat melalui kunjungan kerja Menlu Hillary Clinton beberapa waktu lalu terus mengupayakan tekanan kawasan bagi China agar menyelesaikan permasalahan sengketa Laut Cina Selatan melalui kerangka kerja sama multilateral.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar