Persaingan Lion dan AirAsia Libatkan Boeing dan Airbus?
Lion Air menjadi konsumen pesawat Boeing dan Airbus memasok AirAsia.
Persaingan antara AirAsia dengan Lion Air ibarat pertempuran antara dua
produsen pesawat terbang terbesar dunia, Boeing dan Airbus. Kompetisi
makin memanas setelah kedua maskapai penerbangan murah itu berupaya
menjelajah markas pesaingnya.
Lewat akuisisi saham Batavia Air,
AirAsia makin mengukuhkan dominasinya di Tanah Air. Sementara itu, Lion
Air mulai merambah bisnis penerbangan berbiaya murah (low cost carrier/LCC)
Malaysia dengan membentuk maskapai baru, Malindo Airways, bersama
National Aerospace and Defense Industries Sdn Bhd (NADI).
Lion
Air dalam beberapa tahun terakhir bisa dianggap sebagai pelanggan setia
pesawat produksi Boeing, Amerika Serikat. Bahkan, maskapai milik Rusdi
Kirana ini mampu mencetak rekor pembelian pesawat Boeing 737 sebanyak
230 unit senilai US$22,4 miliar (Rp161,28 triliun) tahun lalu.
Dalam
peresmian penandatangan jual beli yang dihadiri langsung Presiden AS
Barack Obama itu, Lion Air memesan 201 unit Boeing 737 MAXs dan 29 unit
Boeing 737-900ER Next-Generation.
Di pihak lain, AirAsia pun
membuat rekor pembelian pesawat komersial Airbus terbesar sepanjang
sejarah oleh satu maskapai penerbangan. AirAsia memesan sebanyak 200
unit Airbus jenis A320neo dengan nilai transaksi mencapai US$18 miliar.
Dengan
pemesanan baru itu, AirAsia tercatat telah secara resmi mengajukan
pemesanan kepada Airbus sebanyak 375 unit yang berasal dari jenis A320.
Sebanyak 89 unit di antaranya kini sudah beroperasi.
"Dilihat
dari aspek jenis pesawat, memang bisa masuk kategori itu (persaingan
Boeing dan Airbus)," kata pengamat penerbangan, Alvin Lie kepada VIVAnews, Kamis, 13 September 2012.
Alvin
menilai, keberanian Lion Air masuk ke pasar LCC Malaysia tak terlepas
dari dukungan produsen pesawat dunia, Boeing. Dukungan yang dimaksud
bisa diberikan dalam bentuk jaminan pasokan pesawat, perawatan,
ketepatan suku cadang, dan perawatan serta efisiensi perawatan pesawat.
"Boeing mungkin juga mempunyai misi untuk mempromosikan pesawatnya atau memberikan bentuk kerja sama lain," kata Alvin.
Persaingan
Boeing dan Airbus di pasar Asia, dia melanjutkan, merupakan sesuatu
yang tak bisa dihindari. Dengan kondisi perekonomian dunia yang tengah
mengalami krisis, pasar Asia adalah zona ekonomi yang terus tumbuh dan
berkembang. "Jadi, kedua produsen itu sangat memperhatikan zona ini,"
katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar