Setiap menjelang akhir tahun, kegiatan masyarakat dan aktivitas bisnis biasanya cenderung meningkat.
Di
sektor modern, mereka yang bergerak dalam kegiatan usaha di pasar uang
dan pasar modal satu sama lain saling berjibaku untuk mengumpulkan
keuntungan sebesar-besarnya agar bisa meningkatkan pencapaian laba yang
maksimal. Keberhasilan korporasi dalam meraih laba yang besar biasanya
berimplikasi pada peningkatan bonus karyawan dan kalangan
profesionalnya.
Dengan begitu, mereka bisa merayakan liburan
akhir tahun dengan ceria dan menyongsong tahun baru 2013 dengan penuh
semangat. Di sektor riil juga nyaris sama. Aktivitas usaha yang
berkaitan dengan pemenuhan konsumsi masyarakat cenderung meningkat.
Berbagai
mal dan pusat-pusat perbelanjaan menawarkan beraneka ragam produk
dengan mutu dan harga bersaing. Karena itu, tidak heran bila aktivitas
belanja dan konsumsi masyarakat ini merupakan penyumbang terbesar
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di samping kegiatan investasi.
Di
tengah resesi global saat ini, perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh
6,3 persen. Oleh karena itu, menjelang akhir tahun ini wajar jika
negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura gencar melakukan berbagai
promosi tempat-tempat belanja dan wisata yang ada di kedua negara
tersebut.
Indonesia saat ini menjadi kelihatan seperti "wanita
cantik" yang dilirik banyak orang, antara lain karena besarnya potensi
pertumbuhan ekonomi dan jumlah kelas menengah yang terus bertambah. Saat
ini, jumlah kelas menengah tidak kurang dari 40 juta orang dengan
pengeluaran (belanja) rata-rata 20 dollar AS per hari. Wow!
Malaysia
dan Singapura bahkan tidak hanya menawarkan mal yang layak dikunjungi,
tetapi juga mempromosikan kawasan yang menyatu dengan pusat perbelanjaan
yang sekaligus bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk
menghabiskan malam pergantian tahun baru di sana.
Singapura
memiliki kawasan Orchad yang terintegasi dengan bebagai pusat belanja,
sedangkan Malaysia mempunyai kawasan Bukit Bintang dan Kuala Lumpur City
Center (KLCC). Sayangnya, pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta umumnya
berdiri secara sporadis dan tidak menyatu dengan kawasan khusus yang
menjadi ciri utama atau ikon Jakarta.
Beruntung Indonesia masih
memiliki Pulau Bali yang walaupun tidak dipromosikan secara khusus dan
besar-besaran tetap memikat dan masih menjadi pilihan utama para turis
domestik dan asing untuk datang menikmati keindahan dan eksotisme Pulau
Dewata.
Terlebih lagi, sekarang menjelang pelaksanaan KTT APEC
2013, infrastruktur di Bali sedang giat dibangun. Di Bali, kesibukan
hotel-hotel dan lalu lintas penerbangan pesawat sesungguhnya tidak hanya
terjadi saat pergantian tahun, tetapi sejak dua bulan menjelang akhir
tahun sudah banyak diselenggarakan berbagai kegiatan seminar, workshop, dan sejenisnya. Ini umumnya banyak diselenggarakan oleh instansi pemerintah.
Setiap
menjelang akhir tahun, kalau dunia usaha sibuk untuk meraih keuntungan
secara maksimal, sebaliknya para pejabat dan birokrasi pemerintah justru
ramai-ramai menghabiskan sisa anggaran. Cara berpikirnya seperti bumi
dan langit.
Dunia swasta meraih keuntungan besar digunakan untuk
ekspansi usaha di samping membayar gaji, bonus, serta dividen kepada
karyawan dan pemegang saham, sedangkan dunia birokrasi di Indonesia
anggaran negara (APBN) yang notabene merupakan uang rakyat justru
dihambur-hamburkan untuk kegiatan yang tidak produktif.
Alih-alih
menjadi pelayan dan abdi masyarakat, sejumlah pejabat pemerintah dan
anggota legislatif justru menjadi beban masyarakat dengan cara kerjanya
yang boros dan berperilaku koruptif. Sebagian besar dana APBN lebih
banyak digunakan untuk membayar pegawai, sedangkan kegiatan investasi
yang dilakukan pemerintah sangat minim.
Oleh karena itu,
kesenjangan yang ada dalam masyarakat saat ini sebenarnya lebih banyak
disebabkan oleh buruknya kinerja birokrasi, merajalelanya praktik
korupsi, dan rendahnya penegakan hukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar