Selamat Datang di Website blogger Jhon Demos Silalahi

22 Jan 2013

Kajian Kekuatan Militer Dunia, Compare Idnonesia - Australia 2008, CIA

Kapal Selam Korsel Dibarter Delapan CN-235
Seoul – Media massa Korea Selatan memberitakan rencana barter kapal selam pemerintahnya dengan pesawat patroli laut Indonesia. Menurut kabar yang dilansir harian Chosun Ilbo, Rabu (2/7), pemerintah Korsel akan menukar kapal selam kelas 209 dengan bobot 1.200 ton dengan pesawat patroli laut CN-235-220.(kabarnya dua KS untuk 8 CN-235)
Sumber pemerintah yang dikutip harian itu, Selasa, mengatakan barter tersebut akan dibahas dalam pertemuan komite bersama bidang persenjataan bilateral di Indonesia pekan depan. Jika berhasil, kesepakatan itu akan menjadi ekspor kapal selam Korsel pertama. “Kami mendorong kesepakatan dengan tujuan penandatanganan pada akhir tahun ini,” kata sumber yang tidak disebutkan namanya.
Negosiator dilaporkan akan fokus membicarakan transfer teknologi Korsel ke Indonesia. Tujuannya agar Indonesia dapat membangun kapal selam sendiri dan memenangkan tender membangun dermaga bengkel kapal selam di Indonesia. Kapal selam itu diharapkan dapat ditukar dengan delapan pesawat CN-235-220 senilai 160 miliar won (sekitar Rp 1,4 triliun)


 Realisasikan Pembelian Kapal Selam
Tedjo Edhy Resmi Gantikan Sumardjono sebagai KSAL

SURABAYA - Tongkat kepemimpinan TNI-AL kemarin (4/7) resmi berpindah dari Laksamana Sumardjono kepada Laksamana Madya (Laksdya) Tedjo Edhy Pudjianto. Serah terima jabatan (sertijab) dipimpin langsung Panglima TNI Djoko Santoso di Dermaga Ujung Armatim, Surabaya, kemarin.

Acara dimeriahkan beberapa atraksi militer dan devile pasukan TNI-AL. Hampir seluruh Pangkotama dari unsur TNI hadir dalam acara tersebut.

Hadir pula empat mantan KSAL. Mereka adalah Bernard Ken Sondakh, Indroko, Tanto Kuswanto, dan Achmad Sucipto. Beberapa atase militer dari negara tetangga juga turut memeriahkan sertijab tersebut.

Kepada wartawan, KSAL Tedjo Edhy Pudjianto berjanji meneruskan program yang telah diletakkan pendahulunya. Termasuk, mendukung penguatan beberapa alat utama sistem persenjataan (alutsista). ''Semua konsep yang telah ada dalam konsep jangka panjang TNI-AL akan terus kami lanjutkan,'' tegasnya.

Menurut pati bintang tiga itu, pihaknya telah melakukan rencana menambah alutsista. Di antaranya, rudal jenis eksoset maupun pengganti eksoset. ''(Pengadaan) alutsista itu tetap akan diteruskan karena hal tersebut sesuatu yang mutlak,'' ujarnya.

Di antara jenis rudal itu, yang dijanjikan ditambah adalah rudal tipe C 802 pengganti eksoset. Sebab, dalam uji coba Latihan Gabungan 2008 bulan lalu, kemampuan rudal tersebut telah teruji. KRI Karang Galang dalam radius 120 kilometer berhasil dikandaskan oleh rudal itu. ''Intinya, semua kekuatan alutsista bakal kami tambah. Terutama yang telah masuk dalam perencanaan hingga 2009,'' jelasnya.

Dia juga berjanji merealisasikan kebijakan pembelian kapal selam yang telah direncanakan. Hanya, pembelian dilakukan secara bertahap dan disesuaikan perencanaan yang ada. ''Kami belum tahu berapa yang bakal direalisasikan. Tapi, harus diingat, kita dulu pernah punya satu skuadron kapal selam. Itu idealnya,'' ungkapnya.

Namun, menurut Tedjo, dalam waktu dekat, pihaknya baru bisa merealisasikan setidaknya satu atau dua kapal selam. Itu pun dengan syarat anggaran negara memungkinkan. ''Kalau sekarang, untuk punya satu skuadron, jelas sulit. Kalau dipaksakan, prajurit nanti pada nggak makan,'' ujarnya.

Tedjo adalah perwira yang menamatkan pendidikan militer di Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-21 pada 1975. Dia lahir di Magelang, 20 September 1952. Tugas pertamanya adalah calon penerbang di Satuan Udara Armada (1976).

Setelah 14 tahun mengabdi di Satuan Udara, mulai 1992, Tedjo bertugas di KRI, antara lain, sebagai Palaksa KRI Teluk Penyu-513 Satuan Amfibi Armatim. Dia juga pernah menjabat panglima Koarmabar (2005), Dirjen Perencanaan Pertahanan Dephan (2007), komandan Sesko TNI (2007), serta kepala Staf Umum TNI (2007).

 Kapal selam TNI AL.

Saat ini, Indonesia (TNI AL) hanya punya 2 biji kapal selam :
Cakra (Type 209/1300) class
    * 401 KRI Cakra
    * 402 KRI Nanggala
buatan Howaldtswerke Deutsche Werft AG of Germany.
Kalau ga salah d iorder tahun 1977, 21 tahun lalu man...  ::)

Dulu Indonesia pernah punya 12 kapal selam, saat ini sedang di istrahatkan (tidak beroperasi, baik karena tua atawa sudah hancur ) :
   1. RI Candrasa
   2. KRI Pasopati (410)
   3. RI Cundamanik
   4. RI Bramastra
   5. RI Wijayadanu
   6. RI Trisula
   7. RI Hendrajala
   8. RI Nagabanda
   9. RI Nagarangsang
  10. RI Alugoro
  11. RI Thamrin
  12. RI Ratulangi

==

Kapal selam class 209 ada beragam type al: 209/1100, 209/1200, 209/1300, 209/1400, 209/1500.
Negara didunia pengguna class 209 Mis. Argentina, Brazil, Chile, Colombia, Ecuador, Greece, India, Indonesia, Peru, South Africa, South Korea, Turkey and Venezuela. Turki adalah Negara pengguna terbesar, sebanyak 14 unit: 6 type 1200 dan 8 type 1400.

Spesifikasi kira-kira :
- Secara umum semua class 209 type dilengkapi 14 torpedo, juga missil sub-harpoon.
- Mesinnya bertenaga diesel, mampu menyelam sd 500 mtr.
- Kecepatan di permukaan air 21 km/ jam, kalau dalam air 42 km/ jam.
- Kemampuan jelajah : 15 ribu km pada kecepatan rata-rata 20 km/jam.
- Endurance (kemampuan beroperasi tanpa istrahat) = 50 hari
- panjang antara 55 mtr-60mtr, dengan jumlah awak 30an orang.

Perencanaan kapal selam TNI AL diawal pemerintahan SBY

TNI-AL, awal pemerinahan SBY dalam waktu kurang dari empat tahun mendatang (sampi 2009) akan menambah persenjataan dan armadanya ketimbang yang dimiliki saat ini setelah pemerintah dan DPR merestui penambahan anggaran sebanyak 1,97 miliar dolar AS untuk keperluan itu.

Di antara persenjataan strategis yang sedang dalam proses pembelian adalah enam kapal selam dari Rusia, yang terdiri dari dua kapal selam kelas Kilo dan sisanya kelas Amur. Selain kapal-kapal selam itu, dari Rusia juga akan dibeli kapal korvet dan destroyer yang akan digelar pada perairan luar dan dalam negara ini.

"Dulu, kita pernah memiliki 12 kapal selam. Minimal nanti bisa seperti itulah, sekarang cukup delapan dulu saja. Malahan, Malaysia dan Singapura sudah terlebih dulu memiliki kapal selam dalam jumlah lebih besar ketimbang luas wilayah yang harus dijaga mereka," katanya.

Untuk itulah, katanya, TNI-AL saat ini sedang bernegosiasi secara ketat dengan pihak Rusia agar bisa mendapatkan kapal-kapal perang dan sistem persenjataan yang bagus dengan harga memadai.

Tentang penjatuhan pilihan kepada Rusia, dia menyatakan, hal itu berdasarkan sejumlah pertimbangan mendalam, di antaranya penguasaan teknologi militer negara itu, prosedur pembelian, harga jual, jaminan perawatan, hingga pada kemampuan persenjataan yang telah teruji di berbagai palagan.

"Pihak barat, hingga saat ini masih sangat berhitung dengan Rusia. Apalagi terhadap kapal-kapal selamnya di mana Rusia pernah menjadi operator kapal selam terbanyak dan terbesar di Indonesia," katanya. Saat ini Indonesia hanya memiliki dua kapal selam dari kelas U-209 buatan Jerman, yaitu KRI Cakra dan KRI Nanggala, yang keduanya bermesin turbo diesel.

Pada dasawarsa `60-an, Rusia pernah berbaik hati memberikan kemudahan kepada Indonesia hingga memiliki belasan kapal selam sekelas Wiskey di jajaran arsenal laut Barat. Salah satu tinggalannya adalah KRI Pasupati yang kini dijadikan monumen darat di Surabaya.

Pada saat itu, jajaran kapal selam TNI-AL itu bahkan "dipinjamkan" Soekarno kepada Pakistan agar India tidak berani macam-macam terhadap negara satu rumpunnya itu. Kapal-kapal selam itu, atas permintaan Pakistan, disebar di perairan sekitar Karachi hingga perbatasan di perairan India, di sekitar Cochin.

Amerika Serikat, hingga saat ini memiliki kapal selam terbesarnya dari kelas Dallas yang mampu meluncurkan 24 peluru kendali nuklir antar benua. Sedangkan Rusia, memiliki kapal selam nuklir terbesar di dunia yang dibangun di galangan kapalnya di Vladivostok.

Kapal selam kelas Typhoon itu merupakan kapal selam pertama di dunia yang memakai teknologi "caterpillar" yang bisa mereduksi semaksimal mungkin osilasi suara dan getaran di dalam air sehingga cukup mustahil dilacak oleh kapal selam lawan atau kapal di atas permukaannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar