Mimik muka para petinggi TNI, khususnya Angkatan Laut tampak tegang
menyaksikan eks KRI Teluk Berau yang dijadikan sasaran tembak rudal
Yakhont oleh KRI Oswald Siahaan di laut Sulawesi 13 Oktober 2012.
Maklum, ujicoba rudal yakhont tahun 2011 tidak cukup memuaskan sehingga
perasaan cemas semakin besar di ujicoba kali kedua ini.
” Satu menit….30 second…!”, ujar seorang staf TNI AL memecah keheningan.
“10..,9.., 8..,7..,6,5…,2,1″, teriaknya kembali menyelesaikan countdown.
Angka yang dia hitung mundur sudah habis. Tetapi tidak terjadi apa
apa dengan eks KRI Teluk Berau yang dijadikan target rudal yakhont.
Staf itupun akhirnya terdiam, menutup mulutnya rapat-rapat.
Semua hening sambil menatapi KRI Teluk Berau. Tak ada yang bersuara.
Tak lama kemudian muncul bola api kecil dari bawah KRI Teluk Berau, disusul ledakan besar yang menghiasi angkasa.
“120 detik…120 detik… !”, ujar staf tersebut dengan girang.
Muka para petinggi TNI yang tadinya muram berubah menjadi cair dan
tersenyum bahagia. Beban yang begitu besar telah terlepas. Beberapa
pejabat TNI saling pandang penuh makna, seakan ingin berbagi
kebahagiaan setelah menahan perasaan tidak karuan.
Bola api berkobar demikian besar disertai asap putih berbentuk
cendawan muncul di bagian belakang kapal. Tak lama kemudian bagian
buritan kapal pun mulai tenggelam.
Para petinggi TNI melihat proses tenggelamnya KRI Teluk Berau melalui proyeksi gambar dari teleskop kapal.
Angle Tembakan Yakhont
Dalam beberapa referensi dikatakan angle/ sudut penembakan rudal
yakhont, cukup unik. Rudal itu menyerang sasaran dengan sudut yang
rumit untuk menghindari sergapan lawan.
Untuk itu kami penasaran dan mencoba mem-preview rekaman tembakan rudal Yakhont frame by frame.
Pada awalnya muncul ledakan kecil di bagian bawah belakang kapal,
hampir sejajar dengan permukaan air laut. Namun hanya dalam hitungan
sepersekian detik, bola api itu langsung membesar, menciptakan bola api
raksasa yang disertai kepulan asap putih menyerupai cendawan.
Konon katanya asap bisa menjadi seperti bentuk cendawan, akibat suhu
pembakaran yang sangat tinggi, membuat oksigen yang ada disekitarnya
tersedot ke sumber api.
Perlahan tapi pasti KRI Teluk Berau mulai tenggelam ke arah bagian
belakang. Derajat kemiringan kapal terus mengembang hingga akhirnya hulu
kapal tegak lurus dengan langit lalu tenggelam ditelan air laut.
Dasyat, efek tembakan rudal Yakhont hanya membutuhkan waktu sekitar 2
menit untuk menenggelamkan kapal ini.
“Luar biasa, untuk pertama kalinya rudal Yakhont bisa ditembakkan
dari jarak 182 km”, ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut
Laksamana Pertama Untung Suropati.
Rudal jenis Over The Horizon Targetting (OTHT) yakhont adalah rudal
supersonik buatan Rusia dengan dimensi panjang 8,9 meter dan diameter
0,7 meter. Jarak tembak rudal seharga 1,2 juta USD ini, sejauh 300
kilometer dan bisa mencapai kecepatan 2,5 Mach (750 meter/detik).
Rencananya latihan tersebut akan mengujicoba berbagai rudal
seperti: Yakhont, Excocet MM 40, C-802 serta Torpedo Sut (Surface
and Underwater Target). Namun pada pelaksanaannya, KRI Teluk Berau
terlanjur tenggelam saat dihantam satu rudal Yakhont .
Jika demikian, benarlah adanya bahwa rudal yakhont bisa dikatakan
senjata strategis. Dia bisa menembak sasaran hingga 300 km dan langsung
menenggelamkan kapal.
Uji coba senjata strategis dalam Latihan Armada Jaya XXXI/2012 ini,
dihadiri Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno,
delegasi Komisi I DPR/MPR RI Tri Tamtomo dan Yahya Sacawiria, serta
seluruh Pangkotama dan pejabat teras TNI AL.
Pujian harus diberikan kepada TNI AL karena berhasil
menembakkan Yakhont versi VLS (vertical launching system). Keberhasilan
lainnya adalah mengintegrasikan rudal Rusia ke sistem kapal NATO, KRI
Oswald Siahaan buatan Belanda. Diharapkan setelah datangnya helikopter
OTHT Kaman SH-2 Seasprite nanti, rudal yakhont bisa diujicoba untuk
jarak tembak maksimal yakni 300 km.
Dengan berhasilnya ujitembak rudal yakhont ini, tentu sudah bisa
diterka apa isi rudal yang akan dimuat pada light frigate sigma 10514
yang sedang dipesan TNI AL ke Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar