Indonesia mendapat pujian
dari Dewan Keamanan Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) terkait dengan peralatan
perang yang telah dimiliki oleh Indonesia, namun sebelum kita melangkah kenapa
Indonesia mendapat pujian dari Dewan keamanan PBB, baiknya kita lihat dulu
sejarah dari keberadaan Dewan keamanan PBB serta tentang sepak terjang bapak
bangsa Indonesia Soekarno yang begitu berani menentang dominasi Kapitalis
Amerika dan Inggris yang begitu dominan mengatur badan dunia Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Dewan Keamanan
Perserikatan bangsa-bangsa adalah badan terkuat di PBB yang tugasnya menjaga
perdamaian dan keamanan antar Negara. Disamping itu Dewan keamanan PBB punya
kekuatan untuk mengambil keputusan yang harus dilaksanakan para anggota dibawah
Piagam PBB.
Anggota Dewan Keamanan
PBB terdiri dari 15 Negara, namun hanya 5 negara yang menjadi anggota tetap dan
mempunyai Hak veto. Dalam sejarahnya Hak Veto dimiliki oleh negara-negara
Anggota tetap Dewan keamanan PBB yang saat ini dimiliki oleh Amerika Serikat ,
Rusia (dulu Uni Soviet), RRC, Inggris dan Perancis.
Pada saat ini opini yang
berkembang di media internasional menyebutkan keberadaan lima negara anggota
tetap dan Hak Veto harus ditinjau kembali karena perkembangan dunia yang
semakin kompleks serta sering dianggap membuat berlarut larutnya masalah
internasional yang membawa akibat pada masalah kemanusiaan akibat digunakannya
hak ini oleh negara-negara besar yang dianggap membawa kepentingannya sendiri
dan juga kelompoknya.
Karena keberadaanya
merupakan warisan Perang dunia kedua yang diambil dari negara-negara kuat
pemenang perang, banyak suara-suara dari tokoh tokoh internasional agar PBB
dirombak atau direformasi agar dapat mengakomodasi perkembangan dunia internasional
khususnya negara-negara dunia ketiga. Di antara tokoh tokoh yang menyarankan
perlunya reformasi pada PBB khususnya Dewan Keamanan di antaranya adalah
Presiden Soekarno pada tahun 1960-an.
Soekarno adalah presiden
pertama Indonesia yang terkenal sangat berani, Sejarah Indonesia memang telah
mencatat bahwa Indonesia merdeka lepas dari segala bentuk penjajahan tak lain
adalah peran Soekarno yang sangat besar bagi kemerdekaan Indonesia. Soekarno
selain berwibawa, ia juga sangat tegas. beliau tidak pandang bulu terhadap
siapapun yang mencoba merendahkan martabat negara Indonesia.
“Inggris kita linggis!
Amerika kita setrika!”, atau “Go to hell with your aid” yang ditujukan kepada
Amerika.
“Malaysia kita ganyang.
Hajar cecunguk Malayan itu! Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita
diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu”
Kalimat diatas adalah
ucapan Bung Karno yang tercatat dalam sejarah, Ucapan itu sebagai bukti bahwa
Soekarno tidak pernah takut dan tidak pernah pandang bulu terutama terhadap
Negara-negara yang akan merugikan Indonesia Raya, Tidak hanya itu Soekarno juga
pernah melawan PBB, tepatnya tanggal 20 Januari 1965 Bung Karno menarik bangsa
Indonesia dari keanggotaan PBB. Banyak kepala negara didunia yang berpendapat,
keputusan Soekarno untuk mencabut Indonesia dari keanggotaan PBB adalah sikap
nekat. Namun tekad Soekarno sudah bulat, ia akan lakukan apapun untuk
memperjuangkan martabat BangsaIndonesia.
Mengapa Indonesia keluar
dari PBB, ada 6 alasan yang tidak terbantahkan mengapa Indonesia keluar dari
PBB, berikut alasannya :
Pertama, soal kedudukan PBB di Amerika Serikat. Bung Karno mengkritik,
dalam suasana perang dingin Amerika Serikat dan Uni Sovyet lengkap dengan perang
urat syaraf yang terjadi, maka tidak sepatutnya markas PBB justru berada di
salah satu negara pelaku perang dingin tersebut. Bung Karno mengusulkan agar
PBB bermarkas di Jenewa, atau di Asia, Afrika, atau daerah netral lain di luar
blok Amerika dan Sovyet.
Kedua, PBB yang lahir pasca perang dunia kedua, dimaksudkan untuk bisa
menyelesaikan pertikaian antarnegara secara cepat dan menentukan. Akan tetapi
yang terjadi justru PBB selalu tegang dan lamban dalam menyikapi konflik antar
negara. Indonesia mengalami dua kali, yakni saat pembebasan Irian Barat, dan
Malaysia. Dalam kedua perkara itu, PBB tidak membawa penyelesaian, kecuali
hanya menjadi medan perdebatan. Selain itu, pasca perang dunia II, banyak
negara baru, yang baru saja terbebas dari penderitaan penjajahan, tetapi
faktanya dalam piagam-piagam yang dilahirkan maupun dalam preambule-nya, tidak
pernah menyebut perkataan kolonialisme. Singkatnya, PBB tidak menempatkan
negara-negara yang baru merdeka secara proporsional.
Ketiga, Organisasi dan keanggotaan Dewan Keamanan mencerminkan peta
ekonomi, militer dan kekuatan tahun 1945, tidak mencerminkan bangkitnya
negara-negara sosialis serta munculnya perkembangan cepat kemerdekaan
negara-negara di Asia dan Afrika. Mereka tidak diakomodir karena hak veto hanya
milik Amerika, Inggris, Rusia, Perancis, dan Taiwan (sekarang diganti RRC).
Kondisi yang tidak aktual lagi, tetapi tidak ada satu orang pun yang berusaha
bergerak mengubahnya.
Keempat, soal sekretariat yang selalu dipegang kepala staf berkebangsaan
Amerika. Tidak heran jika hasil kebijakannya banyak mengakomodasi kepentingan
Barat, setidaknya menggunakan sistem Barat. Bung Karno tidak dapat menjunjung
tinggi sistem itu dengan dasar, “Imperialisme dan kolonialisme adalah anak
kandung dari sistem Negara Barat. Seperti halnya mayoritas anggota PBB, aku
benci imperialisme dan aku jijik pada kolonialisme.
Kelima, Soekarno menganggap PBB keblinger dengan menolak perwakilan Cina,
sementara di Dewan Keamanan duduk Taiwan yang tidak diakui oleh Indonesia. Di
mata Bung Karno, “Dengan mengesampingkan bangsa yang besar, bangsa yang agung
dan kuat dalam arti jumlah penduduk, kebudayaan, kemampuan, peninggalan
kebudayaan kuno, suatu bangsa yang penuh kekuatan dan daya-ekonomi, dengan
mengesampingkan bangsa itu, maka PBB sangat melemahkan kekuatan dan
kemampuannya untuk berunding justru karena ia menolak keanggotaan bangsa yang
terbesar di dunia.
Keenam, tidak adanya pembagian yang adil di antara personal PBB dalam
lembaga-lembaganya. Bekas ketua UNICEF adalah seorang Amerika. Ketua Dana
Khusus adalah Amerika. Badan Bantuan Teknik PBB diketuai orang Inggris. Bahkan
dalam persengketaan Asia seperti halnya pembentukan Malaysia, maka plebisit
yang gagal yang diselenggarakan PBB, diketuai orang Amerika bernama Michelmore.
Kembali dalam konteks
mengapa Indonesia mendapat pujian dari dewan keamanan PBB, peristiwa itu
terjadi ketika 15 orang perwakilan dari anggota Dewan Keamanan PBB berkunjung
ke Indonesia, Kunjungan ini dilakukan dalam rangka isu yang berkembang bahwa
peralatan perang Indonesia adalah yang terbaik didunia.
Melihat adanya isu
tersebut membuat Dewan Keamanan PBB khawatir karena diduga peralatan perang
terbaik itu akan digunakan untuk tindakan negatif yang akan merugikan beberapa
anggota PBB lainnya yang memang sangat ketakutan melihat Indonesia sudah
mempunyai peralatan perang terbaik didunia, Negara-negara yang merasa ketakutan
tersebut diantaranya Australia, Malaysia dan Singapura.
Setelah tiba di
Indonesia, kelima belas perwakilan anggota Dewan Keamanan PBB langsung melihat
dimana peralatan perang tersebut berada, bukan hanya peralatan perang kategori
berat yang diperiksa namun hal-hal terkecil pun tak luput dari pengawasan Dewan
Keamanan PBB.
Alangkah terkejutnya
mereka ketika melihat satu demi satu peralatan perang Indonesia, mulai dari
pesawat tempur yang terlihat sangat bersih dan rapi tanpa noda, begitu juga
ketika kendaraan lapis baja (Tank) yang juga terlihat bersih terawat,
selanjutnya mereka lebih terkagum-kagum melihat senapan dan pisau komando yang
juga terlihat sangat bersih dan licin sekali.
Bersih dan rapinya
peralatan perang Indonesia ini ternyata menjadi indikator bahwa Indonesia
memang tidak punya keinginan untuk melakukan tindakan negatif terhadap Negara
lain. Bersihnya peralatan perang ini akibat rutinitas sehari-hari yang
dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia yang rajin membersihkan peralatan
perang ini sehabis mereka apel pada pagi hari, harap maklum karena memang kondisi
Indonesia relatif jauh dari kegiatan perang, baik didalam negeri maupun diluar
negeri, ternyata isu negatif tentang peralatan perang Indonesia ini karena
berdasarkan pantauan satelit dari Negara-negara tetangga, seakan-akan tentara
Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk melakukan persiapan agresi pada
Negara mereka, karena hasil pantauan satelit terlihat setiap pagi selalu
tentara Indonesia membersihkan peralatan perangnya, jadi ketakutan itu ternyata
tidak beralasan.
Melihat fakta ini
akhirnya kelima belas utusan perwakilan Anggota Dewan keamanan PBB malah memuji
kalau Peralatan perang Indonesia sangat terawat dengan baik kebersihannya, dan
mereka berjanji akan menyampaikannya dalam rapat dewan keamanan PBB agar
Negara-negara lain dapat mengadopsi cara membersihkan peralatan perang ala
Indonesia ini sehingga sedikit banyak akan mengurangi penggunaan peralatan
perang untuk hal-hal yang negatif.
Dampak dari kunjungan
Anggota Dewan Keamanan PBB ini memang luar biasa, besoknya seluruh media
internasional membuat headline di korannya dengan judul “PERALATAN PERANG INDONESIA TERKENAL BERSIH
DAN RAPI SERTA MENDAPAT PUJIAN DARI PBB“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar