Selamat Datang di Website blogger Jhon Demos Silalahi

17 Jan 2013

Obama Keluarkan Instruksi Perketat Penjualan Senjata Api

Kongres juga diminta keluarkan UU melarang penjualan senapan serbu. 


Presiden AS, Barack Obama, mewajibkan pemeriksaan yang lebih ketat bagi para calon pembeli senjata api. Dia juga mendesak Kongres untuk memberlakukan lagi undang-undang yang melarang penjualan senapan serbu di tengah masyarakat. Setiap senjata api yang boleh dijual di toko bermagasin maksimal sepuluh butir peluru. 

Demikian keputusan terkini Obama dalam menanggapi maraknya kasus-kasus penembakan brutal oleh warga sipil. Bahkan, 20 murid SD Sandy Hook di Kota Newtown, negara bagian Connecticut, jadi korban penembakan warga sipil pada 14 Desember 2012.

"Jangan lagi kita biarkan masalah ini berlarut-larut," kata Obama di Gedung Putih saat mengumumkan kebijakan baru pemerintah AS dalam pengendalian senjata api pada Rabu waktu setempat, seperti yang dikutip kantor berita Reuters.

Melalui "Perintah Eksekutif" - yaitu instruksi presiden yang tidak perlu mendapat persetujuan parlemen (Kongres) - dia mengumumkan 23 langkah pengendalian senjata api. Beberapa langkah yaitu memperbaiki sistem pemeriksaan latar belakang bagi pembeli senjata api dan mencabut larangan atas penelitian mengenai kekerasan bersenjata.

Obama juga menginstruksikan penambahan petugas konseling dan tenaga yang diperlukan di sekolah-sekolah dan memperbaiki akses ke layanan kesehatan jiwa. Semuanya ini untuk mencegah terulangnya aksi penembak brutal.

Selain mengeluarkan instruksi presiden, Obama juga meminta Kongres menghidupkan kembali larangan penjualan senapa serbu standar militer di toko-toko. Larangan ini pernah berlaku selama beberapa tahun sebelum akhirnya berakhir pada 2004.   

Kongres juga diminta membuat aturan yang mewajibkan pemeriksaan latar belakang kriminal bagi semua pembeli senjata api dan memperketat distribusi senjata api secara komersil. Obama pun berharap Kongres membuat aturan yang melarang beredarnya senjata api di suatu kota yang dibeli atau diperoleh di wilayah lain. 

Kebijakan baru pemerintah ini ditentang keras oleh para pendukung peredaran senjata api di tengah masyarakat sipil Amerika. Melalui kelompok yang berpengaruh, National Rifle Association (NRA), mereka dalam suatu iklan menuduh Obama "hipokrit" karena dia sendiri mengizinkan para pengawal (Secret Service) melindungi kedua anaknya dengan senjata api. Gedung Putih menyebut iklan itu "menjijikan."

Di AS, kepemilikan senjata api di kalangan warga sipil dijamin oleh Konstitusi. Namun, warga boleh bersenjata api hanya untuk membela diri, bukan untuk menembaki orang-orang yang tidak bersalah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar